HANKAM

Relawan Jam’iyyah Jokowi-Ma’ruf minta Kinerja BNPT Dievaluasi terkait Teror di Sigi

MONITOR, Jakarta – Relawan Jam’iyyah Jokowi meminta kinerj Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dievaluasi. Hal tersebut menyusul peristiwa pembantaian satu keluarga di Sigi, Sulawesi Tengah beberapa hari lalu yang dilakukan oleh kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Juru Bicara Jam’iyyah Jokowi, Agung Ari Wibowo mengatakan peristiwa tersebut jika tak ditangani secara hati-hati dapat menimbulkan luka lama konflik Poso seperti masa lalu yang berlangsung sejak desember 1998 hingga juli 2000.

“Dalam peristiwa sebelumnya, Dua terduga teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Bojes dan Aziz tewas setelah kontak senjata dengan Satgas Tinombala,” kata Agung melalui keterangan tertulisnya, Selasa (1/12/2020).

Agung menuturkan, Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan kontak tembak itu terjadi di Desa Bolano Barat, Kecamatan Bolano Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (17/11/2020).

“Nama Ali Kalora dan MIT kini menjadi pihak paling dicari. Bisa jadi, perisitiwa Sigi menjadi pesan bagi musuh MIT. Inilah teror sejati dan Ali Kalora beserta seluruh sel teroris Poso,” terangnya.

“Dan kita tahu, BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) adalah komando operasi pemberantasan terorisme di tanah air. Ini berarti Ali Kalora berhasil melakukan pembalasan, sekaligus menebarkan ancaman baru pasca kontak tembak MIT versus Satgas Anti Teror sebagai kontra aksi terhadap tewasnya 2 anggota MIT di Parigi Moutong. Ini menjadi pukulan bagi BNPT dan aparat penegak hukum serta Satgas Tinombala,” tegasnya.

Menurut Agung, yang tergambar dari peristiwa Sigi, adalah sistem kewaspadaan dini aparat maupun masyarakat masih begitu minim. Operasi pemberantasan sel teroris yang telah berlangsung cukup lama di Poso belum sepenuhnya berhasil. Bahkan menurun.

“Diluar itu semua, bukan tidak mungkin, perisitiwa Sigi akan memicu intervensi dunia internasional dan wajah islam kian tersudut. Ada kesan isu SARA dalam peristiwa Sigi,” ujarnya.

“Paling penting, Aparat penegak hukum dibawah koordinasi BNPT perlu bekerja ekstra. Come On Boy, aparat tak boleh diam, jangan biarkan masyarakat menghadapi ancaman, rakyat menanti dengan perasaan cemas karena opini liar berbau SARA menjadi alarm bagi persatuan nasional,” pungkasnya.

Recent Posts

Kemenag Rumuskan Lima Rekomendasi Pencegahan Konflik Berdimensi Agama

MONITOR, Jakarta - Direktorat Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama merumuskan lima rekomendasi…

41 menit yang lalu

Gubernur Bali Dukung Pelestarian Sapi, Kementan Perkuat Kolaborasi Dengan Pemprov Bali

MONITOR, Denpasar - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Pemerintah Provinsi Bali memperkuat kolaborasi dalam pengembangan peternakan…

2 jam yang lalu

Menhub Dudy Ajak Masyarakat Kolaborasi Bangun Kebijakan Transportasi Berbasis Data dan Ilmu Pengetahuan

MONITOR, Batam - Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengajak masyarakat bertukar gagasan dalam membangun sistem…

3 jam yang lalu

Kemenag Gelar Festival Majelis Taklim 2025, Ada Lima yang Dilombakan!

MONITOR, Jakarta - Direktorat Penerangan Agama Islam Kemenag menggelar Festival Majelis Taklim Indonesia 2025. Festival…

6 jam yang lalu

Kukuhkan 177 Lulusan, Institut Nalanda Perkuat Komitmen pada Pendidikan Multikultural

MONITOR, Jakarta - Institut Nalanda mengukuhkan 177 lulusan dalam Wisuda Sarjana dan Pascasarjana Tahun 2025…

7 jam yang lalu

Kemenperin Gandeng MediaWave Sediakan Teknologi AI untuk IKM

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus mempercepat transformasi digital bagi pelaku Industri Kecil dan Menengah…

8 jam yang lalu