Sabtu, 27 April, 2024

Megawati Minta Mendikbud Perhatikan Anak-anak di Pedesaan

"Saya bilang ke Pak Nadiem kasih kesempatan ke anak muda kita”

MONITOR, Jakarta – Presiden RI Kelima, Megawati Soekarnoputri, meminta agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memberi kesempatan lebih besar kepada anak-anak muda Indonesia untuk berkarya serta meraih prestasi tinggi.

Hal itu disampaikan Megawati dalam webinar pembukaan Pameran Daring Buku Bung Karno, Jakarta, Selasa (24/11/2020). Di acara itu, hadir juga cucu Bung Karno yang juga Anggota DPR RI Puti Guntur Soekarno, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid dan Sejarawan Bonnie Triyana.

Megawati mengungkapkan bahwa Pembangunan Gelora Bung Karno (GBK) dan Gedung DPR RI di Senayan oleh anak bangsa sendiri adalah bukti orang Indonesia kapabel dan berkualitas.

“Saya bilang ke Pak Nadiem kasih kesempatan ke anak muda kita. Saya sering heran, apa-apa saja konsultannya orang asing. Apa kita tak punya orang sendiri ya? Bung Karno bikin GBK itu, sampai sekarang masih terpakai,” ungkapnya.

- Advertisement -

Megawati mengisahkan, GBK dan Gedung DPR RI menggunakan teknologi baru. Waktu dibangun, Presiden RI Pertama Soekarno atau Bung Karno mengumpulkan 600 ahli. Saat itu, mereka mau mundur karena merasa tidak sanggup.

“Bung Karno lalu memanggil mereka. Bung Karno bilang, hei anak muda, saya sejak muda dan akhirnya bisa memproklamasikan kemerdekaan dan membentuk NKRI, kalian baru bikin gedung gitu saja mundur. Terus akhirnya lanjut dan berhasil juga. Jadi yang diperlukan adalah ruang dan kesempatan bagi akademisi kita. Anak-anak kita sangat pintar loh Pak Nadiem,” ujarnya.

Megawati mengatakan, dirinya pernah datang dan hadir untuk menyemangati anak-anak Indonesia peserta olimpiade matematika. Megawati mengingatkan Nadiem, bahwa di desa-desa, banyak sekali anak pintar dan berpotensi, tapi tak bisa bersekolah. Megawati membuktikan sendiri karena menjadi orang tua asuh bagi anak-anak pintar dari pedesaan.

“Banyak anak Indonesia yang pintar. Di Papua, Maluku, dimana-mana ada. Tapi tak bisa sekolah. Lalu mau diapakan? Makanya waktu itu saya katakan jangan manjakan generasi milenial. Anak-anak itu harus memiliki fighting spirit, dijadikan dia the best. Akan bangga banget ya kita sebagai orang tua. Cucu saya, saya dorong jadi the best dan number one. Ibu-ibu harus mendorong anaknya,” katanya.

Megawati bercerita, suatu waktu sebagai ketua umum partai, dirinya berkunjung ke sebuah desa di kaki Gunung Salak. Lalu pertemuan dilakukan di sebuah gedung sekolah negeri. Dia pun bertemu dengan anak-anak kecil. Ketika Megawati bercerita dan bertanya, ada seorang anak yang selalu menjawab dengan tepat. Berkali-kali demikian. Hingga Megawati meminta sang anak tak menjawab dan memberi kesempatan buat temannya yang lain.

“Tapi temannya yang lain tak ada yang bisa menjawab. Hanya dia yang bisa menjawab. Diam-diam saya minta dipanggilkan orang tuanya. Orang tuanya kena culture shock waktu saya bilang saya akan ambil anakmu. Maksudnya saya akan asuh. Anak ini sekarang sudah jadi dokter. Adiknya Insinyur IPB. IP-nya 3 ke atas. Sangat cerdas. Saya suruh les Inggris, bisa. Komputer, bisa,” ungkapnya. 

Megawati sekalian menyarankan agar para orang tua lain di Indonesia, yang punya kemampuan, juga bersedia membantu dengan cara demikian. Namun Megawati mengingatkan agar turun langsung ke lapangan untuk mencari anak berbakat namun tak memiliki fasilitas.

“Saya minta maaf kepada bapak ibu, saya bukan mengajari. Saya cuma melimpahkan pemikiran saya demi indonesia tercinta ini,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER