BERITA

Pemprov DKI Ungkap Kriteria Perusahaan yang Wajib Naikkan UMP

MONITOR, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjelaskan kriteria perusahaan yang wajib menaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) kepada karyawannya tahun depan. Perusahan tersebut harus sudah mengantongi izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI).

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi, DKI Jakarta, Andri Yansyah mengatakan, perusahaan yang mengantongi IOMKI adalah perusahaan yang diperbolehkan beroperasi selama pandemi Covid-19 terjadi.

“Perusahaan yang.mengantongi IOMKI ini, tidak terdampak Covid-19, karena masih beroperasi dan mempekerjakan 50 persen pegawainya. Sewaktu diberlakukannya PSBB, mereka mengajukan IOMKI, berarti dia (perusahaan) tak terdampak pandemi. Jadi wajib menaikan UMP bagi pegawainya,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, saat PSBB diberlakukan, beberapa perusahaan berlomba mengajukan IOMKI agar tetap beroperasi. Hal tersebut berbeda dengan perusahaan lain yang merumahkan karyawannya.

“Atas hal itu, kata Andri, mereka (perusahaan) wajib masuk kriteria untuk menaikan UMP bagi karyawannya,” tegasnya.

IOMKI yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian sendiri bertujuan agar sektor industri tetap bisa produktif sehingga tidak harus memecat pegawainya. Di DKI Jakarta sendiri, banyak perusahaan yang mengajukan hal tersebut.

“Selama PSBB kita bisa lihat perusahaan-perusahaan yang memperkejakan pegawai di atas 50 persen. Mereka punya IOMKI, kan dia tidak terdampak, produksi masih jalan,” terangnya.

Lanjutnya, beda hal dengan perusahaan yang terdampak pandemi Covid-19. Dimana pihaknya akan melakukan kajian lebih mendalam sebelum menentukan apakah mereka harus menaikan UMP atau tidak.

“Yang terdampak itu banyak, ada yang merumahkan karyawannya dan tak bisa beroperasi,” tandanya.

Dia pun mencontohkan, beberapa perusahaan yang secara kasat mata terdampak pandemi di antaranya mengelola bisnis hotel, mall, dan sewa gedung karena dilarang saat PSBB.

“Makanya ini yang sedang kami seleksi, jangan ketika PSBB mengajukan IOMKI, dan sekarang lalu mengajukan permohonan untuk tidak menyesuaikan UMP 2021,” pungkasnya.

Diketahui, Pemprov DKI memberlakukan kebijakan asimetris dalam UMP tahun 2021 yang naik sebesar sebesar 3,27 persen atau jadi Rp4,4 juta.

Recent Posts

Wamen Helvi Sebut Akses Pembiayaan UMKM Jadi Tantangan Tersendiri

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menyebut salah…

1 jam yang lalu

Kabid PHU Kemenag Banten Ingatkan Jemaah Hindari Percekcokan Selama Berhaji

MONITOR, Jakarta - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Banten secara resmi melepas jemaah haji asal…

3 jam yang lalu

Layanan Qur’an Kemenag Tembus 55.873.751 Pengguna, LPMQ Segera Rilis Chat Qur’ani Berbasis AI

MONITOR, Jakarta -  Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama (Kemenag) mencatat sejak diluncurkan pada…

9 jam yang lalu

Fahri Hamzah Bertemu Presiden IsDB Group Bahas Kolaborasi Pembiayaan Perumahan

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Perumahan (Wamen) dan Kawasan Permukiman (PKP) RI sekaligus Wakil Ketua…

11 jam yang lalu

Akademisi Kritik Asas Dominus Litis RKUHAP: Pembuat Kebijakan Harus Hati-hati

MONITOR, Jakarta - Civitas Akademika UIN Jakarta dalam diskusi bertajuk "Menyoal Sentralisasi Kewenangan Penegakan Hukum…

14 jam yang lalu

Menag Gaungkan Moderasi dan Pembangunan Berkelanjutan di Washington DC

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa kerukunan antarumat beragama memberikan kontribusi signifikan…

16 jam yang lalu