PERTANIAN

Mentan Dorong Swasta Jadi Inisiator Urban Farming

MONITOR, Bogor – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengunjungi perkebunan hidroponik swasta di Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Di sana, Mentan meninjau proses pembibitan hingga pengemasan sayur menuju pasar penjualan di wilayah Jabodetabek.

“Saya kesini mau melihat tanaman sayur dan berbagai inovasi yang sudah menggunakan teknologi buatan anak bangsa. Misalnya disini ada rumah pengering yang tidak pakai listrik dan tidak pakai macam-macam. Semuanya betul-betul green house” ujar Mentan, Minggu, 18 Oktober 2020.

Mentan mengatakan, perkebunan milik PT Asabi harus menjadi inisiator utama dalam mewujudkan pertanian kota (Urban Farming). Kata dia, pertanian kota sangat dibutuhkan dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

“Saya kira permintaan sayur itu meningkat dua kali lipat. Artinya permintaan ini harus bisa menjadi bagian-bagian yang bisa didorong pada kota-kota besar, yang tidak memiliki lahan besar. Bayangkan saja hanya dengan 500 meter, mereka bisa menghasilkan 40 juta perbulan,” katanya.

Menurut Mentan, keterlibatan swasta dalam mendukung ketahanan pangan nasional harus didorong menjadi lebih besar. Pertanian semacam ini bahkan telah membuktikan bahwa hidroponik bisa dilakukan oleh semua kalangan.

“Memang tidak mungkin semuanya dilakukan oleh pemerintah. Lemampuan pemerintahan sangat terbatas, makanya swasta harus bisa membuka jalan dengan berbagai kreasi untuk menghadapi tantangan,” katanya.

Presiden Asabi Agricon, Harlan Bengardi menyampaikan terimakasih atas perhatian Mentan ke perkebunan hidroponik miliknya. Menurut dia, kunjungan ini bisa membuat perusahan swasta semakin bersemangat dalam mendorong ketahanan pangan nasional.

“Selama setahun ini memang kami melihat masa depan pertanian urban farming memiliki sirklus yang sangat baik. Pertama cuaca yang sudah tidak menentu dan lahan yang semakin sempit. Ke depan, saya kira hal ini akan menjadi suatu pasar yang sangat luar biasa dan memang memakan sayuran itu nanti akan menjadi suatu kebutuhan utama,” katanya.

Harlan berharap, perkebunan Asabi bisa menjadi contoh bagi masyarakat yang ingin memulai bisnis sayur melalui metode hidroponik. Apalagi, kebutuhan sayur di wilayah Jabodetabek semakin meningkat.

“Konsep urban farming itu memang bukan untuk menyediakan lapangan kerja, melainkan untuk memaksimalkan lahan kecil agar bisa menjadi lahan produktif. Semoga ke depan masyarakat mulai bisa menerapkam urban farming,” tutupnya.

Recent Posts

Kemenag Tetapkan Sepuluh Titik Baru Kota Wakaf 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 10 titik baru Kota Wakaf pada 2025. Hal…

55 menit yang lalu

Kapuspen TNI Buka Penataran Penerangan Terintegrasi Puspen TNI 2025

MONITOR, Jakarta - Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi membuka secara resmi Penataran Penerangan Terintegrasi…

7 jam yang lalu

Kementerian UMKM Dukung Industri Jasa Laundry Tingkatkan Daya Saing

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendukung industri jasa laundry untuk…

9 jam yang lalu

DPR Setuju RUU Haji Disahkan Jadi UU, Kementerian Haji Bakal Dibentuk

MONITOR, Jakarta - Komisi VIII DPR RI menyetujui Revisi Undang Undang Nomor 8 Tahun 2019…

10 jam yang lalu

Menteri UMKM Dorong Mahasiswa Ciptakan Peluang Usaha Hadapi Tantangan Masa Depan

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mendorong para mahasiswa…

11 jam yang lalu

Puan Terima Penghargaan Bintang Republik Indonesia Utama dari Istana

MONITOR, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan Tanda Jasa dan Kehormatan kepada 141 tokoh bangsa…

11 jam yang lalu