PERTANIAN

Berkat RJIT Kementan, Produktivitas di Trangkil Pati Naik Jadi 8 Ton Per Hektare

MONITOR, Pati – Kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT) yang dilakukan Kementerian Pertanian melalui Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mampu meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Rejo Agung, Kecamatan Trangkil, Pati, Jawa Tengah. Produktivitas yang sebelumnya 7 ton/hektare (ha), meningkat menjadi 8 ton/ha.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan peningkatan produktivitas harus dilakukan untuk turut menjaga ketahanan pangan nasional.

“Ketahanan pangan nasional bisa diwujudkan jika kita bisa meningkatkan produktivitas. Kementerian Pertanian mendukung hal ini dengan memaksimalkan water management di sekitar lahan, salah satunya dengan rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT),” tutur Mentan SYL, Minggu (11/10/2020).

Dirjen PSP Kementerian Pertanian Sarwo Edhy mengatakan water management adalah bagian penting untuk mendukung pertanian.

“Kita harus mengetahui kondisi pengairan sekitar lahan. Untuk di Desa Rejo Agung, Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati, masih ada jaringan irigasi. Namun, aliran tersiernya terhambat. Hal ini kita perbaiki, sekaligus kita tingkatkan dan maksimalkan aliran irigasi itu agar luas area tanam meningkat dan produktivitas meningkat,” katanya.

Saluran irigi yang diperbaiki berupa saluran tanah. Kondisi ini membuat distribusi air ke lahan sawah kurang lancar. Dengan RJIT, saluran ini menjadi saluran permanen menggunakan konstruksi pasangan batu

Kegiatan RJIT ini dilaksanakan pada tahun 2020 dengan panjang saluran sepanjang 87,8 Meter (dua sisi saluran) dan dilakukan Kelompok Tani Makmur dengan Ketua Asman.

“Sebelum dilakukan kegiatan RJIT, luas layanan irigasi mampu mengairi lahan seluas 35 Ha. Jumlah ini kita tingkatkan dengan RJIT. Sehingga luas lahan terairi meningkat menjadi 49 Ha. Hal ini juga yang membuat produktivitas meningkat, dari sebelumnya hanya 7 ton/ha, menjadi 8 ton/ha,” katanya.

Tidak hanya produktivitas, kegiatan RJIT ini juga mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) menjadi IP 300 atau 3 kali tanam dalam 1 tahun.

Recent Posts

Strategi Jemput Bola Jadi Mata Elang DPR Awasi Pengusutan Kasus Hukum

MONITOR, Jakarta - Pengamat Komunikasi Politik Ari Junaedi menilai strategi jemput bola yang dilakukan Komisi…

45 menit yang lalu

KKP Optimalkan Lahan Mangrove di Pangandaran Jadi Lokasi Eduwisata

MONITOR, Pangandaran - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengoptimalkan keberadaan lahan mangrove di Pangandara sebagai…

3 jam yang lalu

Importir Daging Siap Serap Daging Domba Lokal

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menghentikan sementara impor karkas dan daging domba dewasa atau…

4 jam yang lalu

Catatan Akhir Tahun 2024 IPW; Polri Belum Serius Lakukan Penindakan kepada Anggota

MONITOR - Indonesia Police Watch (IPW) kembali memberikan catatan terkait evaluasi kinerja Kepolisian Republik Indonesia…

4 jam yang lalu

Prof Eva Achjani Zulfa Dikukuhkan Sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Hukum Universitas Indonesia

MONITOR, Jakarta - Prof. Eva Achjani Zulfa, SH, MH, resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap…

4 jam yang lalu

Menteri Yandri: BUM Des Efektif Kurangi Pengangguran di Desa

MONITOR, Yogyakarta - Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto mengajak seluruh…

5 jam yang lalu