Sabtu, 23 November, 2024

Azerbaijan Belum Merespons Gencatan Senjata Armenia

Armenia akan bekerjasama dengan Rusia, AS dan Prancis untuk memperbarui gencatan senjata di Nagorno-Karabakh

MONITOR, Yerevan – Armenia pada Jumat (2/10/2020) waktu setempat menyatakan akan bekerjasama dengan Rusia, Amerika Serikat dan Prancis untuk memperbarui gencatan senjata di Nagorno-Karabakh.

Sementara itu, jumlah korban tewas terus meningkat pada hari keenam pertempuran memperebutkan daerah kantong yang memisahkan diri di selatan Kaukasus itu.

Azerbaijan, yang memerangi pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh, belum menanggapi seruan untuk gencatan senjata yang dikeluarkan pada Kamis (1/10/2020) oleh ketiga negara tersebut.

Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, mengesampingkan pembicaraan dengan Armenia mengenai Nagorno-Karabakh pada Selasa (29/9/2020). Sedangkan sekutu Azerbaijan, Turki, menympaikan pada Kamis (1/10/2020) bahwa tiga negara dengan kekuatan besar itu seharusnya tidak memiliki peran dalam menciptakan perdamaian.

- Advertisement -

“Jelas bahwa Armenia tidak tertarik untuk menyelesaikan konflik melalui negosiasi dan berusaha untuk mencaplok wilayah pendudukan,” kata Kementerian Luar Negeri Azerbaijan.

Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, pada Jumat (2/10/2020) berbicara melalui telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang situasi di Nagorno-Karabakh.

Kedua pemimpin itu sepakat bahwa setiap penggunaan pejuang asing dan teroris dalam konflik tidak dapat diterima dan Macron menyerukan gencatan senjata segera.

Armenia dan Azerbaijan saling menuduh menggunakan tentara bayaran asing dalam operasi militer.

Nikol juga berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam pembicaraan ketiga kalinya melalui telepon dalam enam hari sejak pertempuran pecah, Putin dan Nikol menyatakan keprihatinan serius tentang keterlibatan kelompok bersenjata ilegal dari Timur Tengah dalam pertempuran itu.

Putin pun menegaskan kembali perlunya gencatan senjata di antara kedua belah pihak.

Sumber: Reuters

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER