INTERNASIONAL

Soal Target UHC, Mardani Sebut Harus Ada Kerja Sama Internasional

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera, mengungkapkan bahwa kerja sama internasional dalam usaha pemenuhan target Universal Health Coverage (UHC) dan penanganan Covid-19 di negara-negara Asia-Pasific mendesak untuk dilakukan.

Pasalnya, menurut Mardani, pandemi Covid-19 sangat memukul sektor kesehatan secara global.

Hal itu disampaikan Mardani saat mengikuti konferensi virtual yang dihelat Asian-Pacific Parliamentarian Forum on Global Health (APPFGH), Senin (28/9/2020).

“Kerja sama Internasional sudah sangat mendesak. Perlu ada fussion untuk mendorong terpenuhinya UHC di negara-negara Asia-Pasifik di tengah pandemi Covid-19,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (30/9/2020).

Secara global, Mardani menyebutkan, per 25 September 2020, ada lebih dari 32 juta kasus yang dikonfirmasi positif Covid-19, termasuk lebih dari 980 ribu kematian yang dikonfirmasi.

Mardani mengatakan, pandemi Covid-19 merupakan alarm untuk negara di dunia. Menurut Mardani, pentingnya pemenuhan UHC sebagai bagian dari komitmen Tujuan Pembangunan Berkelanjutan secara global menuju penduduk dunia yang lebih sehat pada 2030 mendatang.

“Terlebih, UHC merupakan komitmen para pemimpin dunia tahun lalu,” kata Politikus PKS itu.

Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jakarta Timur itu juga menyampaikan bahwa kerja sama multirateral tersebut harus cepat diupayakan, salah satunya dalam inovasi menemukan serum anti Covid-19.

“Dunia harus segera bersatu dan menjadikan ini momentum solidaritas internasional untuk bersatu dan membangun kekuatan dan ketahanan UHC yang merata di tiap-tiap negara,” ujar Mardani.

Mardani juga mempertanyakan gap antar tiap negara dalam melakukan pelayanan. Mardani mengungkapkan bahwa Covid-19 ini memperlihatkan dibutuhkannya keterhubungan secara internasional untuk meningkatkan kapasitas kesehatan terutama bagi negara berkembang

Selain itu juga, Mardani mempertanyakan bagaimana World Health Organization (WHO) sendirian merangkul seluruh negara tapi di saat yang sama, negara besar tidak mendukung.

“Bagaimana WHO bisa membuat kebijakan/ intervensi yang efektif terutama untuk meningkatkan kerja sama multirateral sehingga tercipta koneksi secara internasional sehingga terpenuhinya UHC dan bisa memerangi Covid-19 global?,” ungkapnya.

Recent Posts

Layanan Qur’an Kemenag Tembus 55.873.751 Pengguna, LPMQ Segera Rilis Chat Qur’ani Berbasis AI

MONITOR, Jakarta -  Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama (Kemenag) mencatat sejak diluncurkan pada…

3 jam yang lalu

Fahri Hamzah Bertemu Presiden IsDB Group Bahas Kolaborasi Pembiayaan Perumahan

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Perumahan (Wamen) dan Kawasan Permukiman (PKP) RI sekaligus Wakil Ketua…

5 jam yang lalu

Akademisi Kritik Asas Dominus Litis RKUHAP: Pembuat Kebijakan Harus Hati-hati

MONITOR, Jakarta - Civitas Akademika UIN Jakarta dalam diskusi bertajuk "Menyoal Sentralisasi Kewenangan Penegakan Hukum…

8 jam yang lalu

Menag Gaungkan Moderasi dan Pembangunan Berkelanjutan di Washington DC

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa kerukunan antarumat beragama memberikan kontribusi signifikan…

9 jam yang lalu

Penjelasan KH Moqsith tentang Wukuf di Arafah dan Keutamaannya

MONITOR, Makkah - Arafah menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan ibadah haji. Tidak sah haji seseorang…

13 jam yang lalu

Catatan kecil atas Reformasi 1998; Strategi Gattopardo, Berubah agar Segalanya Tetap Sama!

Abdul HakimPengajar Studi Perbandingan Politik STISNU Nusantara Tangerang Dalam dunia politik dan kekuasaan, terdapat strategi…

14 jam yang lalu