Jumat, 19 April, 2024

Program SP3T Kementan Dinilai Beri Keuntungan bagi Petani Pati

MONITOR, Pati – Kementerian Pertanian (Kementan) tidak hanya sebatas meningkatkan produksi pangan khususnya padi, namun juga hingga menjamin agar harga jual yang diperoleh petani pada posisi tinggi agar menikmati keuntungan. Oleh karena itu, penanganan pascapanen yang baik harus dengan sistem pengelolaan yang terstruktur, salah satunya melalui pembentukan Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T).

Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) lahir atas dasar keprihatinan. Karena selama ini petani padi banyak yang tidak menikmati hasil panennya secara maksimal karena banyak dijual dalam bentuk gabah kering panen. Untuk itu Kementerian Pertanian berikan bantuan alsintan seperti combine harvester, vertical dryer, RMU, dan mesin packing.

Menurut Kepala Bidang Tanaman Pangan Kabupaten Pati Purwanto, petani di Desa Kepuhkencono Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati mendapat bantuan SP3T komplit . Mulai dari alat tanam, alat panen sampai alat pasca panen. “Para petani yang tergabung di Gabungan Kelompok Tani Fortuna, telah bisa melayani permintaan beras seperti apa saja karena alat sudah tersedia dari Kementan,” ucap Purwanto pada saat Tim Humas Direktorat Jenderal Tanaman Pangan berkunjung ke tempat SP3T Gapoktan Fortuna Desa Kepuhkencono Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati.

Zamzuri Ketua Gapoktan Fortuna mengatakan, sangat amat terbantu dengan bantuan SP3T dari Kementerian Pertanian ini. “ Setelah mendapat bantuan ini efektifitas pengelolaan lebih cepat. Yang biasanya petani membutuhkan waktu yang lama untuk pengolahan “ jelasnya.

- Advertisement -

Lebih lanjut Zamzuri menceritakan bahwa untuk harga sebelum punya alat ini harga perkilonya Rp 7500 sekarang menjadi Rp 8400 perkilo nya. Dan untuk satu hari bisa menghasilkan 5 ton dan hanya membutuhkan satu orang tenaga kerja saja.

“Untuk biaya penggilingan sampai menjadi beras dalam kemasan yaitu Rp 300 untuk petani yang datang dari daerah lain. Tapi untuk daerah sini hanya Rp 250 perkilonya,“ ucap Zamzuri.

Dengan adanya alat ini Kelompok Tani dan masyarakat sekitar daerah sini bisa terbantu harga jualnya.

Zamzuri berharap untuk kedepannya agar bisa dibantu untuk pemasarannya. “Selama ini kami hanya konvensional saja. Kami berharap bisa bekerja sama dengan dengan Bulog mengingat Kebupaten Pati merupakan salah satu sentra padi di Pulau Jawa,” harapnya.

Zamzuri juga berharap agar program ini mudah-mudahan bisa berlanjut dan dikembangkan di daerah daerah yang lainnya karena dengan adanya alat ini petani sangat diuntungkan.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi berharap melalui bantuan tersebut tidak mengalami lagi gabah yang rusak ketika musim hujan karena tidak ada mesin pengering atau harga jatuh karena panen raya. Bahkan, dengan adanya paket sarana ini lembaga tani bisa memproduksi beras kemasan dengan label yang khas. Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa jajaran Kementerian Pertanian harus siap dan hadir untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 juta penduduk Indonesia.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER