BUMN

Umbar ‘Aib’ Pertamina, Pengamat: Mungkin Ahok Mulai Frustasi

MONITOR, Jakarta – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok melontarkan kritik pedas secara terbuka melalui Youtube terhadap jajaran direksi internal Pertamina. Mantan Gubernur DKI Jakarta blak-blakan membuka aib perusahaan migas nasional itu diantaranya kebiasaan para direksi yang sering melobi menteri, fasilitas direksi hingga persoalan kerjasama eksplorasi migas.

Pengamat Migas, Kholid Syaerazi mengatakan secara substansi, kritik pedas Ahok tersebut memang perlu didengar oleh jajaran direksi pertamina dan dibuka sebagai bagian akuntabilitas publik, namun menurut Kholid sebaiknya hal-hal tersebut disampaikan di rapat internal jajaran komisaris dan direksi sehingga tidak menimbulkan polemik di publik.

“Substansinya perlu didengar dan ada baiknya dibuka sebagai bagian akuntabilitas publik, cuma forumnya mestinya di rapat BOC-BOD (board of commisioners – board of directors),” katanya kepada MONITOR, Kamis (17/9/2020).

Meski demikian, Kholid menilai mungkin saja Ahok mulai frustasi mengatasi hambatan-hambatan dalam upaya melakukan perbaikan manajemen di internal pertamina sehingga menyampaikan kritiknya secara terbuka.

“BTP (Ahok-red) mungkin mulai frustrasi mengatasi hambatan-hambatan perbaikan manajemen dan tata kelola Pertamina,” terang Kholid uang juga merupakan Sekjen Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) itu.

Sementara itu Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriah Usman menegaskan bahwa PT Pertamina selama ini telah melalukan banyak perbaikan dan hal positif eksplorasi aset migas dalam negeri dan luar negeri, peningkatan produksi, pembangunan kilang, maupun inovasi di hilir untuk memastikan BBM dan LPG sampai dan tersalurkan ke seluruh Indonesia.

“Direksi telah melakukan banyak perbaikan dan hal positif dalam mengeksplorasi migas,” ujar Fajriah dalam keterangannya di Jakarta. Kamis (17/9/2020).

PT Pertamina juga telah bekerja sama dengan PPATK dan KPK untuk mengedepankan transparansi dan profesionalitas dan menjalankan mekanisme sesuai dengan regulasi yang ada.

“Untuk mewujudkan aspirasi pemegang saham, direksi perlu melakukan corporate action dalam rangka pertumbuhan perusahaan dan juga memastikan ketahanan energi nasional,” tegasnya.

Fajriyah menjelaskan bahwa untuk menjalankan target dan program perusahaan, Pertamina membutuhkan pendanaan baik dari dana internal perusahaan maupun eksternal yang dilakukan hati-hati dan profesional. Dari sisi besaran rasio, misalnya debt to EBITDA dan debt to equity, kata dia, tetap dijaga.

“Tentu kita semua ingin Pertamina terus tumbuh dan menjadi kebanggaan nasional,” katanya.

Recent Posts

Kemenag dan Kemendes Berdayakan Desa melalui Zakat

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) melakukan kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,…

2 jam yang lalu

DPR Sebut OTT Wamenaker Noel Tingkatkan Keberanian APH Tindak Tegas Korupsi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah menanggapi kasus Wakil Menteri Tenaga Kerja…

4 jam yang lalu

Anis Matta Lantik Pengurus 34 DPW dan 468 Pimpinan DPD Secara Serentak

MONITOR, Jakarta - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta melantik kepengurusan Dewan…

5 jam yang lalu

Layanan Haji Akan Beralih ke BP Haji, Menag: Terimakasih Pak Presiden

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menilai bahwa rencana peralihan layanan haji dari Kementerian…

7 jam yang lalu

RGC FIA UI Gelar Pelatihan Pengembangan Kompetensi SDM Penjaminan Kredit

MONITOR, Jakarta - Risk Governance Centre (RGC) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia (FIA UI) kembali…

10 jam yang lalu

Seribu Peserta CFD Ikuti Mawlid Funwalk, Menag Ajak Warga Sambut Maulid dengan Menjaga Toleransi

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 1.000 peserta mengikuti Car Free Day (CFD) Mawlid Funwalk di Jalan…

10 jam yang lalu