POLITIK

PKS Minta Pemerintah Transparan Soal Dana Influencer

MONITOR, Jakarta – Pemerintah Indonesia diminta untuk transparan terkait adanya dugaan dana miliaran yang digelontorkan kepada sejumlah influencer untuk kepentingan politik mengenai RUU Cipta Kerja (Ciptaker).

Hal itu disampaikan oleh Politikus PKS, Mardani Ali Sera, dalam akun Twitter pribadinya @mardanialisera pada Selasa (25/8/2020) lalu.

Dalam cuitannya, Mardani mempertanyakan mengenai gelontoran anggaran sebesar Rp90 miliar yang diberikan pemerintah kepada sejumlah influencer tersebut. Menurut Mardani, apakah hal itu bagian dari pencitraan yang sedang dilakukan pemerintah atau bentuk ketidakyakinan pemerintah atas kebijakannya sendiri.

“Kinerja pemerintah biarlah masyarakat sendiri yang menilai. Namun harus ada alat ukur keberhasilan yang jelas dalam penggelontoran dana sebesar itu. Tanpa konektivitas dan kedalaman experience, kita tidak memiliki diferensiasi. Meskipun influencer dikerahkan, akan tetap stand out among the crowd,” ungkapnya di Twitter seperti dikutip MONITOR, Jakarta, Kamis (27/8/2020).

Mardani menegaskan, perlu ada transparansi dalam penggunaan dana tersebut, mengingat transparansi para influencer di Indonesia masih amatlah minim.

“Publik perlu tahu mana publikasi yang bersifat pribadi dan mana yang sesuai dengan permintaan pemerintah. Uang masyarakat harus jelas pertanggungjawabannya,” ujarnya.

Jangan sampai, lanjut Mardani, proses demokrasi yang sedang dibangun menjadi tidak sehat karena ruang percakapan yang ada berpeluang tertutup. Mardani mengatakan, substansi kebijakan yang hendak dibangun pun bisa hilang dengan sendirinya.

“Kita masih ingat penggunaan influencer akhir-akhir ini yang sempat ramai karena ‘mengkampanyekan’ program-program yang masih banyak ditentang oleh masyarakat seperti RUU Cipta Kerja. Imbasnya, apa yang disampaikan ibarat realitas semu karena hanya mengangkat sisi pemerintah dan terkesan mengindahkan kritik masyarakat,” katanya.

Mardani menilai, RUU itu menjadi masalah karena tidak ada titik temu antara pemerintah dan publik. Menurut Mardani, RUU yang dibuat berdasarkan orientasi hasil dan banyak memangkas berbagai aturan itu sebetulnya menciptakan ketidakpastian hukum.

“Saat ini kita berkejaran dengan waktu. Sebaiknya dana tersebut dialihkan untuk mengatasi pandemi (Covid-19) serta keperluan riset vaksin karena mendesak untuk dilakukan. Mengingat krisis pandemi belum menunjukkan tanda-tanda penurunan kasus,” ungkapnya.

Seperti diketahui, sebelumnya Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan data total anggaran belanja Pemerintah Pusat untuk aktivitas yang melibatkan influencer mencapai Rp90,45 miliar. Anggaran itu dikucurkan sejak 2017 hingga 2020.

Sekadar informasi, berdasarkan rangkuman dari berbagai sumber, influencer adalah orang yang bisa memberi pengaruh kepada masyarakat. Di zaman teknologi seperti saat ini, para influencer banyak hilir mudik di media sosial. Misalnya saja youtuber, selebgram, selebtwit, beautyblogger, travelblogger dan lain sebagainya.

Recent Posts

Hadiri Forum Parlemen Bela Palestina di Turki, Puan Audiensi Dengan Erdogan

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri pertemuan kelompok parlemen negara-negara yang mendukung…

1 jam yang lalu

DPR Kecam Pelecehan di KRL, Transportasi Umum Harus Jadi Ruang Aman Bagi Perempuan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi V DPR Irine Yusiana Roba Putri mengecam keras pelecehan seksual…

2 jam yang lalu

Di Forum Parlemen Bela Palestina, Puan Desak Israel Hentikan Serangan di Gaza

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri rapat kelompok parlemen yang mendukung Palestina…

2 jam yang lalu

Dari Limbah Jadi Harapan, Rumah Tamadun Ubah Limbah Jadi Lapangan Kerja

MONITOR, Jakarta - Rumah Tamadun, UMKM binaan Rumah BUMN Pertamina Pekanbaru sekaligus pemenang Pertamina UMK…

6 jam yang lalu

Kemenag Siapkan Program Pesantren Ramah Lingkungan

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini menyiapkan program pesantren ramah lingkungan. Terobosan ini menjadi…

12 jam yang lalu

Partai Gelora: Indonesia Bisa Berselancar Dalam Kebijakan Tarif Dagang Trump

MONITOR, Jakarta - Dalam perdagangan internasional dan geoekonomi, setiap negara biasanya fokus pada kepentingan nasionalnya…

12 jam yang lalu