PERTANIAN

Burung Hantu Jadi Strategi Kementan Kendalikan Hama Tikus di Jawa Tengah

MONITOR, Jakarta – Belakangan ini beredar kabar terjadi serangan tikus melanda sawah di berbagai daerah terlebih pada daerah yang mulai mendekati masa panen. Gerakan pengendalian hama tikus pun dilakukan kelompok tani di berbagai daerah dengan metode pengendalian yang beragam.

Berbagai cara dilakukan untuk mengendalikan hama tikus di sawah. Ada yang menggunakan cara gopryokan, pengemposan, menggunakan anjing buru, dan racun tikus.

Tidak semua cara yang disebutkan di atas bersifat ramah lingkungan seperti halnya penggunaan racun tikus. Dalam jangka pendek mungkin penggunaan racun tikus terlihat memberikan hasil positif dalam pengendalian hama tikus, namun dalam penggunaan jangka panjang ternyata serangan hama tikus masih saja akan berulang terjadi juga memberikan efek negatif bagi pencemaran lingkungan.

Sejumlah daerah kini coba mengubah strategi dalam pengendalian hama tikus yang lebih ramah lingkungan serta efektif untuk pengendalian jangka panjang seperti trap barrier system dan pemanfaatan burung hantu sebagai predator / musuh alami tikus dengan mendirikan rumah burung hantu (rubuha) di sawah.

Khusus terkait pendirian rubuha, salah satu provinsi yang gencar mencoba strategi yang lebih ramah lingkungan ini adalah Jawa Tengah. Kepala Balai Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah Herawati Prarastyanti mengungkapkan, tahun ini (2020 red.) kami mendapatkan bantuan untuk mendirikan rubuha sebesar 100 unit dari Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan.

“Dengan adanya bantuan ini kami harap akan menjadi contoh sekaligus stimulus untuk mendorong petani agar mau secara swadaya mendirikan rubuha di lingkungan persawahan mereka,” ujarnya.

Dengan mendirikan rubuha akan mengundang burung hantu yang berasal dari alam atau juga yang berasal dari penangkaran untuk hinggap dan menetap di lingkungan persawahan dan mulai secara rutin harian memangsa tikus terutama pada malam hari. Mengingat baik burung hantu dan tikus aktif mencari makan pada malam hari (nokturnal).

Untuk satu ekor Burung hantu saja dapat memangsa 3-5 ekor tikus per malam dengan radius terbang 12 Km yang berarti jika dihitung per bulan dapat memangsa hingga kisaran 90-150 ekor.

“Hal tersebut tentunya sangat membantu petani dalam mengendalikan hama tikus di sawahnya sehingga pertanamannya dapat aman dari serangan tikus sampai panen,” ungkap Herawati.

Salah satu daerah di Jawa Tengah yang telah merasakan manfaat program rubuha adalah Kelompok Tani (Poktan) Adem Ayem I dan Adem Ayem II, Desa Karang Tengah, Kecamatan Ampel Gading, Kabupaten Pemalang Jawa Tengah. Berawal dari bantuan program rubuha dan burung hantu yang diterima dari beberapa tahun lalu, kini mereka telah merasakan manfaatnya berupa serangan hama tikus yang nyaris tak pernah terjadi lagi dibandingkan tahun tahun sebelum program rubuha.

Maryoto Ketua Poktan Adem Ayem I menuturkan, ”Dari 2 pasang burung hantu dan rubuha bantuan pemerintah, kini kami secara swadaya telah mendirikan 40 rubuha dengan biaya per rubuha sebesar 2,5 juta rupiah. Burung hantu pun yang awalnya hanya 2 pasang kini jumlahnya sudah berkembangbiak banyak hingga puluhan.”

“Sejak adanya rubuha di sawah kami nyaris sudah tidak ada serangan hama tikus menyerang. Bahkan 2 tahun terakhir ini tidak ada lagi serangan hama tikus di lahan sawah kami yang luasnya 79 hektar. Alhamdulillah tiap tahun kini panen kami selalu berlimpah,” tambah Mayoto.

Di tempat terpisah, Direktur Perlindungan Edy Purnawan menyambut baik suksesnya program rubuha yang diluncurkan Kementan. Kementan melalui Direktorat Perlindungan Tanaman telah mengucurkan bantuan rubuha tahun ini untuk 17 provinsi yang berpotensi rawan serangan hama tikus. Bantuan ini tentu sifatnya adalah stimulus untuk mendorong para petani di daerah untuk mulai mendirikan rubuha serta pengembangbiakkan burung hantu di area sawahnya secara mandiri / swadaya.

“Kami sangat mendukung penuh berbagai usaha pengendalian serangan OPT untuk pengamanan produksi pangan terlebih cara-cara yang bersifat ramah lingkungan,” ungkap Edy.

Dirjen Tanaman Pangan Suwandi menambahkan seluruh jajaran Kementan dari pusat sampai daerah harus bahu membahu untuk aktif turun membantu petani mengamankan produksi padi dari ancaman serangan hama tikus dan hama lainnya yang mengancam produksi pangan nasional.

“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo perintahkan jajaran Kementan dari pusat sampai daerah untuk terus aktif turun, mendampingi petani dan bersama stake holder lainnya terus giat melakukan pengendalian hama tersebut agar tidak mengancam produksi pangan kita,” tutup Suwandi.

Recent Posts

Menag Terima Taj Yasin, Jateng Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional 2026

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menerima audiensi Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj…

8 menit yang lalu

DPR Dorong Fasum Terdampak Bencana Cepat Diperbaiki, Sistem Peringatan Dini Diefektifkan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Andi Iwan Darmawan Aras menyampaikan keprihatinan…

2 jam yang lalu

Prof Rokhmin: Indonesia Emas 2045 Bukan Angan-angan, MAI Harus Jadi Motor Utama Bangun Industri Akuakultur

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menyerukan kebangkitan sektor kelautan…

3 jam yang lalu

Minyak Atsiri Indonesia Menduduki Peringkat ke-8 Dunia

MONITOR, Jakarta - Indonesia memiliki potensi luar biasa dalam pengembangan industri minyak atsiri, karena didukung…

4 jam yang lalu

TNI Hormati Keputusan Pemerintah Tunjuk Mayjen Ahmad Rizal Ramadhani jadi Dirut Bulog

MONITOR, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menghormati dan mendukung penuh keputusan pemerintah yang menunjuk…

5 jam yang lalu

Kemenag Pendataan Siswa Madrasah dengan Kesulitan Fungsional Disabilitas

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama melakukan proses pendataan siswa madrasah dengan kesulitan fungsional disabilitas. Proses…

5 jam yang lalu