MONITOR, Solo – Mahasiswa disebut memiliki kewajiban berperan serta dalam pelaksanaan sebuah kontestasi demokrasi, khususnya pemilihan kepala daerah (pilkada).
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Pergerakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Wahid Mu’tasim Billah, saat menanggapi pelaksanaan Pilkada Serentaka yang rencananya akan digelar pada 9 Desember 2020 mendatang.
“Mahasiswa dan pemuda sebagai entitas masyarakat Indonesia wajib mengambil peran dalam setiap ajang pemilu 5 tahunan ini, salah satunya berperan sebagai agent of change (agen perubahan),” ungkapnya di Solo, Minggu (16/8/2020).
Menurut Wahid, peran mahasiswa sebagai agen perubahan tersebut penting untuk mengisi pos-pos kepemimpinan agar bisa memberikan dampak langsung bagi masyarakat.
Selain itu, lanjut Wahid, mahasiswa, pemuda dan kalangan milenial yang identik dengan tren kekinian harus menjunjung tinggi integritas dan kedamaian.
“Hindari segala hal yang berpotensi menyulut api hingga berdampak pada perpecahan kebhinekaan yang telah lama kita rajut. Pilkada 2020 mesti menjadi ajang seleksi kepemimpinan tetapi tetap melalui cara yang santun,” ujarnya.
Secara demografis, Wahid mengatakan, Pilkada 2020 akan didominasi oleh aktor politik dari kalangan muda dan milenial. Oleh karena itu, kalangan muda dan mahasiswa harus memiliki komitmen untuk mengawal perjalanan Pilkada 2020 agar lebih santun dan damai.
Terkait dengan hal itu, menurut Wahid, pada Sabtu (15/8/2020) pihaknya bekerjasama dengan Himpunan Aktivis Milenial Indonesia (HAM-I) menggelar seminar daring bertajuk ‘Kontribusi Mahasiswa dalam Mengawal Pilkada 2020 Berintegritas dan Damai’.
Kegiatan tersebut, lanjut Wahid, diikuti oleh sekitar 100 peserta dari Soloraya melalui platform Zoom Meeting.
“Harapannya melalui diskusi ini bisa menjadi langkah awal kita sebagai pemuda dan mahasiswa untuk bersama-sama mewujudkan atmosfer demokrasi santun, terlebih di Kota Surakarta ini,” katanya.