Categories: PEMERINTAHAN

Kementan Terus Kampanyekan Gerakan Diversifikasi Pangan Lokal

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) mengupayakan diversifikasi pangan sebagai salah satu program peningkatan ketersediaan pangan di era kenormalan baru. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan program ini sebagai Cara Bertindak (CB) 2 yang mencakup diversifikasi pangan berbasis kearifan lokal yang fokus pada komoditas pangan lokal tertentu, pemanfaatan pangan lokal secara massif, dan pemanfaatan lahan pekarangan.

“Kita kampanyekan gerakan diversifikasi pangan lokal. Kita nyatakan diverifikasi pangan lokal adalah kekayaan dan budaya bangsa. Bukan hanya beras yang kita miliki. Tapi yang kita miliki berbagai pangan lainnya. Ada ubi-ubian, jagung, sorgum, sagu, kentang, labu dan lainnya” ujar Mentan SYL dalam kampanye Gerakan Diversifikasi Pangan, di Jakarta, Minggu (28/6).

Selaras dengan Mentan SYL, Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi mengungkapkan bahwa terdapat banyak potensi pangan lokal untuk mendukung ketahanan pangan, yang dapat diidentifikasi dan didorong agar tiap provinsi mempunyai komoditas pangan lokal andalan.

“Diversifikasi pangan ini adalah bagaimana kita tidak bergantung pada pangan tertentu khususnya beras. Kita punya kearifan lokal untuk diangkat sebagai komoditas alternatif pengganti beras, itu yang harus kita dorong di semua daerah” ujar Agung, saat dihubungi, Minggu (26/07).

Melalui video conference bersama dinas pangan provinsi seluruh Indonesia, Kamis (23/7), Agung meminta setiap daerah untuk fokus pada satu atau dua komoditas pangan lokal sumber karbohidrat non beras, agar potensi pangan lokal dapat secara optimal dikembangkan sesuai keunggulan wilayah.

“Kita memetakan sasaran lokasi pengembangan pangan lokal, dan juga action plan yang mencakup ketersediaan bahan baku, aksesibilitas, hingga pemanfaatannya,” jelas Agung.

Berdasarkan pemetaaan tersebut, terdapat enam komoditas pangan lokal sumber karbohidrat yang potensial dikembangkan yaitu singkong, talas, sagu, kentang, pisang, dan jagung.

Upaya diversifikasi pangan lokal ini ditargetkan menurunkan konsumsi beras dari 94,9 kg per kapita per tahun menjadi 85 kg per kapita per tahun pada tahun 2024. Selain itu, upaya ini diharapkan dapat menumbuhkan UMKM pangan sebagai penyedia pangan lokal.

“Untuk mencapai target tersebut, produksi pangan lokal itu harus naik dan yang penting juga ada yang mengolah, saat ini permintaan juga terus meningkat, kita akan bantu dorong pemasarannya melalui Pasar Mitra Tani yang ada di seluruh Provinsi,” tegasnya.

“Pangan lokal ini bisa dikonsumsi langsung sebagai pengganti nasi. Itu yang kita harapkan, kita dorong ini sebagai bahan pangan pengganti beras,” pungkas Agung.

Recent Posts

Dissenting Opinion dari Tiga Hakim MK, DPR: Perlunya Perbaikan Kualitas Pemilu dan Pilkada

MONITOR, Jakarta - Anggota DPR RI Hidayat Nur Wahid menyorti fakta adanya perbedaan pendapat (dissenting…

3 jam yang lalu

Halal Bihalal Dulur Cirebonan, Sejumlah Tokoh Kembali Suarakan Wacana Pembentukan Provinsi

MONITOR, Jakarta - Dulur Cirebonan Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) menggelar acara Silaturahmi dan Halal…

6 jam yang lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Indonesia Maju

MONITOR, Jakarta - Narasi kritis yang diangkat oleh koalisi partai politik pengusung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin…

8 jam yang lalu

Fadli Zon: Petani Indonesia Harus Lebih Sejahtera di Tangan Pemimpin Baru

Monitor, Jakarta - Anggota DPR RI Fadli Zon berharap ke depannya pertanian di Indonesia bisa lebih…

8 jam yang lalu

Inisiatif PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri Hadapi Risiko Geopolitik

MONITOR, Jakarta - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjalankan inisiatif…

10 jam yang lalu

Pertemuan Strategis Indonesia dan Selandia Baru Percepat Protokol Perdagangan Nanas dan Manggis dari Indonesia

MONITOR, Jakarta – Badan Karantina Indonesia dan Ministry for Primary Industries (MPI) Selandia Baru menggelar…

12 jam yang lalu