POLITIK

Komite Penanganan Covid-19 Baru Dibentuk, Ini Harapan Saleh Daulay

MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay berharap, adanya perubahan struktur birokrasi baru dalam penanganan pandemi Covid19 yang dilakukan pemerintah bisa memberikan respon lebih cepat dan baik.

Hal itu menanggapi pembubaran struktur lama gugus tugas penanganan Covid-19, yang diikuti pembentukan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

“Dengan struktur baru ini, ada dua penekanan yang hendak dicapai, yaitu aspek kesehatan dan aspek ekonomi. Diharapkan, dengan struktur baru ini, penanganan Covid-19 di Indonesia akan lebih berhasil,” kata Saleh dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (23/7).

Dikatakan dia, dengan membubarkan Gugus Tugas, dan menggantinya PEN diharapkan diikuti dengan kinerja yang semakin meningkat. Apalagi, sambung dia, secara struktural, komite ini membawahi dua satuan tugas yang menangani aspek kesehatan dan ekonomi secara bersamaan.

“Sebagai ketua harian Komite Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Erick Thohir harus membuktikan bahwa ada progresivitas dalam pemutusan mata rantai virus dan juga pemulihan ekonomi nasional, dan tugas ini tidak mudah,” ujar politikus PAN itu.

“Banyak masyarakat yang menaruh harapan besar. Semua pihak diharapkan dapat berkontribusi dan berpartisipasi,” ungkap legislator Dapil Sumatera Utara II ini.

Tidak hanya itu, terkait alokasi anggarannya, Saleh mengingatkan, harus memperhitungkan berbagai dimensi. Jangan sampai anggaran untuk stimulus bidang keuangan jauh melebihi biaya pengobatan Covid-19.

Apalagi, imbuh dia, kasus positif Covid-19 masih saja naik. Ini tetap harus menjadi perhatian utama. Ia menekankan agar struktur baru ini dapat dilakukan lebih adil. Artinya, proporsi program kerja dibagi secara merata. Menurutnya, tidak boleh mendahulukan pemulihan ekonomi dan meninggalkan penanganan kesehatan. Keduanya harus dikerjakan secara bersamaan.

“Komite ini sangat layak diberi waktu untuk bekerja. Tentu siapa pun boleh memberikan usul dan masukan. Setidaknya untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun program dan perumusan langkah-langkah strategis ke depan,” pungkas Wakil Ketua MKD DPR RI itu.

Recent Posts

Tersisa Lima Hari Kerja, 98,86 Persen Kuota Haji Reguler Sudah Terisi

MONITOR, Jakarta - Tahap II pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Reguler 1446 H/2025 M…

34 menit yang lalu

OPM Bunuh Warga Sipil, Aksi Biadab, Kejahatan Kemanusiaan dan Pelanggaran HAM Berat

MONITOR, Jakarta - Menyikapi pemberitaan yang beredar terkait aksi keji gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM)…

6 jam yang lalu

Puan Soroti Anak Jadi Korban Kejahatan Siber, Literasi Digital Harus Jadi Gerakan Nasional

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti ancaman kejahatan siber yang bisa menjerat…

13 jam yang lalu

DPR: Dokter PPDS Pelaku Pemerkosaan Biadab, Harus Dihukum Seberat-beratnya!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI, Gilang Dhielafararez mengecam tindak pemerkosaan yang dilakukan…

15 jam yang lalu

Terima Masukan Koalisi Sipil Soal RKUHAP, DPR Dinilai Komitmen Libatkan Partisipasi Publik

MONITOR, Jakarta - Undangan Komisi III DPR kepada Koalisi Masyarakat Sipil guna menerima masukan terkait…

15 jam yang lalu

DPR Minta RSHS Di-banned Buntut Kasus Kekerasan Seksual Dokter, Ini Bukan Hanya Ulah Oknum!

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Arzeti Bilbina mengecam keras tindak kekerasan seksual yang…

16 jam yang lalu