BISNIS

Pakar: Pengembangan Industri Perikanan Harus Terintegrasi dengan RTRW

MONITOR, Jakarta – Pakar Kemaritiman yang juga guru besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, Prof Rokhmin Dahuri mengatakan Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih dari 17.500 pulau. Selain memiliki perairan laut yang luas, Indonesia juga memiliki perairan darat sehingga dibutuhkan strategi khusus dalam pengelolaan potensi wilayahnya untuk kesejahteraan masyarakat.

“Karena semua limbah dan sedimen akibat erosi tanah melalui aliran sungai, run off atau aliran air tanah semuanya akan bermuara ke laut pesisir; maka RTRW darat harus menyesuaikan,” katanya saat menjadi narasumber Webinar “Bincang Dimensi Ruang” yang diselenggarakan atas kerjasama Perluni PWK-ITI, Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – ITI, dan Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Provinsi Banten dengan tema “Pengembangan Industri Pangan Laut Terpadu di Kawasan Pesisir Paska Pandemik Covid-19”. Rabu (15/7/2020).

Dalam kesempatan tersebut, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu menegaskan bahwa penataan perairan darat sangat penting dalam upaya mengembangkan potensi perikanan budidaya di Indonesia dimana implementasi RTRW harus dilaksanakan secara benar dan konsisten. 

“Dalam RTRW, minimal 30 persen dari total luas suatu wilayah (Kabupaten, Kota, Propinsi, dan Negara) mesti dialokasikan untuk kawasan lindung (protected areas) berupa Ruang Terbuka Hijau, sempadan pantai, sempadan sungai, hutan lindung, kawasan konservasi laut, dan lainnya,” terangnya.

“Kemudian, di 70 persen wilayah sisanya kita kembangkan untuk berbagai aktivitas (sektor) pembangunan seperti pemukiman, perkotaan, industri, pertanian, perikanan, pertambangan, pariwsata, dan infrastruktur sesuai dengan kesesuaian lahan,” tambahnya. 

Menurut Ketua Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI), tantangan Indonesia adalah bagaimana bisa terus melakukan berbagai kegiatan pembangunan, pemanfaatan SDA dan jasa-jasa lingkungan (environmental services), dan industrialisasi untuk memajukan bangsa dan mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia, dengan tetap menjaga kualitas dan keberlanjutan (sustainability) dari ekosistem alamnya.

“Pembangunan dan bisnis akuakultur bisa berkelanjutan, yakni akuakultur yang produktif, efisien, berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan; maka secara teknis pengembangan usaha akuakultur harus tidak melebihi daya dukung lingkungan,” ujarnya.

Yang dimaksud dengan daya dukung lingkungan tegas Rokhmin adalah kapasitas suatu lingkungan mikro atau kawasan untuk menampung kuantitas (jumlah atau berat) maksimum spesies yang dibudidayakan, dengan dampak lingkungan di bawah ambang batas toleransi; sehingga spesies budidaya tersebut bisa berkembang biak, tumbuh, dan dipanen dengan hasil (produktivitas) maksimal.

Recent Posts

Tiga Jurnal UIN Bandung Raih Peringkat SJR dan Quartile 2024

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung kembali mencatatkan prestasi internasional.…

2 jam yang lalu

Kaskoopsud II Hadiri Panen Raya Padi Serentak di Bone

MONITOR, Makassar - Kepala Staf Komando Operasi Udara II Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos.,…

4 jam yang lalu

Wapres Gibran Tinjau Pengaturan Lalu Lintas Arus Balik Idulfitri 2025 di JMTC

MONITOR, Bekasi - Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka bersama Wakil Menteri Badan Usaha…

8 jam yang lalu

Jasa Marga Catat 1,4 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek pada H1 s.d H+5 Libur Idulfitri 2025, 63,4 Persen Kembali ke Jabotabek

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.454.010 kendaraan kembali ke wilayah…

9 jam yang lalu

Hadiri Panen Raya Bersama Prabowo, Prof Rokhmin: Kita Harus Pastikan Petani Sejahtera

MONITOR, Majalengka - Kementerian Pertanian bersama Kabinet Merah Putih menggelar Panen Raya Padi Serentak di…

12 jam yang lalu

DPR Inisiasi Resolusi Darurat Terkait Myanmar di Sidang Forum Parlemen Dunia

MONITOR, Jakarta - Delegasi DPR RI menyampaikan kecaman terhadap kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar…

13 jam yang lalu