PERTANIAN

Tahan Kekeringan, Benih Inpara 2 Jadi Primadona Produksi Padi di Lahan Rawa

MONITOR, Barito Kuala – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendukung inovasi teknologi varietas unggul untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim di daerah Rawa. Apapun cara yang bisa meningkatkan produktivitas pertanian, akan ditempuh demi menjaga ketahan pangan terlebih di masa pandemi covid 19 ini.

Salah satu Balai Benih Induk (BBI) Padi Barabai milik Kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan, tepatnya di Desa Barambai Kolam Kanan, Kecamatan Barambai, Kabupaten Barito Kuala telah mengembangkan varietas Inpara 2 seluas 17 hektar (ha) yang cocok di tanam di lahan rawa.

Kepala BBI Padi Barabai, Sugeng menjelaskan pembatas utama budidaya padi di lahan rawa adalah kemasaman tinggi yang menyebabkan konsentrasi besi sangat tinggi, sehingga tanaman mudah keracunan. Selain itu, genangan air juga sering tinggi dan lama sehingga tanaman busuk dan mati.

“Padi Inpara sudah terbukti tahan masam, tahan keracunan besi, dan tahan genangan,” jelas Sugeng, Sabtu (4/7/2020).

“Harapannya, lahan ini disamping sebagai pusat percontohan teknik produksi padi irigasi lahan rawa di Kalimantan Selatan, petani dapat termotivasi untuk memproduksi benih padi di lahan rawa,” sambungnya.

Sementara itu, Maryanto, Ketua Produsen Benih (PB) Bunga Karang, Desa Karang Bunga, Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan telah menggeluti kegiatan produksi benih padi di atas lahan rawa seluas 160 ha.

Hal ini mendapatkan apresiasi oleh petani sekitarnya karena memproduksi benih padi di lahan rawa pasang surut sangat besar kendala yang dihadapi terutama masalah air dan kesuburan lahan didominasi tanah masam.

“Itu sebabnya sebagian besar petani masih melakukan tanam padi satu kali setahun dengan varietas lokal. Hal ini tidak menyurutkan saya untuk mengadopsi teknologi produksi benih varietas yang cocok di lahan rawa masam terlebih menghadapi kekeringan panjang,” kata Maryanto.

Maryanto menyebutkan keunggulan varietas Inpara 2 yakni produktivitasnya mencapai 8 ton/ha atau setara dengan 6 ton/ha benih. Varietas ini adaptif terhadap kekeringan di lahan masam, toleran keracunan FE dan Al, tahan terhadap Wereng Batang Coklat (WBC), Blas, rasa nasi agak pera dan disukai masyarakat Kalimantan Selatan.

“Bahkan yang semula hanya tanam sekali, sekarang bisa tanam dua kali setahun. Saat ini varietas Inpara 2 menjadi primadona petani di Kab. Barito Kuala,” jelasnya.

“Produksi benihnya satu musim tanam mencapai 960 ton, selain untuk memenuhi kebutuhan benih wilayah Kalsel, akhir tahun ini sudah ada permintaan benih untuk wilayah Kalimantan Tengah,” pinta Maryanto.

Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengatakan optimalisasi lahan rawa merupakan strategi yang akan ditempuh Kementan untuk amankan stok pangan nasional pada musim kemarau (MK) di tengah pandemi Corona tahun 2020.

Pemanfaatan lahan rawa sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menjamin produksi pangan khususnya beras.

“Benih sebagai salah satu pengungkit keberhasilan budidaya tanaman, penggunaan varietas yang sesuai dengan kondisi alam akan meningkatkan produksi. Kami berharap bahwa perlu memberdayakan petani produsen yang mandiri, guna mempermudah akses memperoleh benih varietas unggul,” tutur Suwandi.

Direktur Perbenihan Tanaman Pangan, Takdir Mulyadi menambahkan varietas Inpara sudah berkembang di lahan rawa seperti Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan beberapa lokasi yang terendam. Inovasi varietas unggul yang adaptif dan toleran rendaman, di lahan rawa tahan kekeringan yakni varietas Inpara 1, Inpara 2, dan Inpara 3.

“Selanjutnya Inpara 4, Inpara 5, Inpara 6, Inpara 7, Inpara 8, Inpara 9 Agritan, Inpara 10 BLB,” sebut Takdir.

Recent Posts

Memperkuat Ekosistem SDM BUMN Menuju Kepemimpinan Adaptif, Jasa Marga dan Jasa Raharja Tandatangani MoU Talent Mobility

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dan PT Jasa Raharja menegaskan komitmen sinergi…

1 jam yang lalu

DPR Soal Penghentian Aktivitas Sekolah di Kawasan Konservasi, Anak-anak Tak Boleh Kehilangan Hak Pendidikan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati menanggapi serius persoalan…

2 jam yang lalu

Capai 4,52 Juta Unit Usaha, Menperin Optimistis IKM Berkontribusi Percepat Dekarbonisasi Sektor Industri

MONITOR, Jakarta - Industri kecil dan menengah (IKM) memiliki peran strategis sebagai tulang punggung perekonomian…

4 jam yang lalu

Kemenag dan Kementerian ATR/BPN Sinergi dalam Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf

MONITOR, Jakarta - Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) terus memperkuat kolaborasi lintas…

5 jam yang lalu

Launching LBH UMKM: Sinergi Strategis untuk Perlindungan Hukum Pelaku Usaha Kecil

MONITOR, Jember - Sebagai langkah konkret memperkuat ekosistem usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di…

5 jam yang lalu

Menag Ingatkan Masyarakat untuk Tidak Terbawa Budaya Barat dalam Pernikahan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak terbawa arus…

14 jam yang lalu