PERTANIAN

Kementan Lepas Ekspor Kaktus Hias Incaran Masyarakat Korsel

MONITOR, Surabaya – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Balai Karantina Pertanian Surabaya melepas ekspor kaktus hias yang menjadi incaran masyarakat Korea Selatan (Kolsel) karna warnanya yang unik. Pohon kaktus hasil budidaya tersebut dilepas sebanyak 11 pohon yang nilainya mencapai Rp 5 juta.

Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi menjelaskan bahwa ekspor kaktus tersebut merupakan kedua kalinya. Sebelumnya, pada September 2019, pihaknya juga telah mengirimkan kaktus dengan jenis, jumlah dan nilai yang sama.

“Memang belum banyak frekuensi untuk ekspor kaktus ini, namun permintaan tetap ada,” kata Musyaffak di Surabaya, Sabtu (4/7/2020).

Musyaffak mengatakan kaktus yang diekspor jenis Gymnocalycium mihanovichii yang dibudidayakan di Kota Batu memang memikat para penikmat tanaman hias termasuk diminati di Korsel.

“Kami akan terus mendukung program Kementan yaitu Gratieks, di mana tidak hanya frekuensi dan jumlah saja yang ditingkatkan, namun keberagaman jenis komoditas yang diekspor pun perlu didukung,”ucapnya.

Menurut Musyaffak, sesuai arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwa Kementan didorong untuk terus menggenjot ekspor komoditas strategis. Salah satunya, tanaman hias seperti kaktus jenis Gymnocalycium mihanovichii.

“Kementerian Pertanian selalu berkomitmen memberikan support kepada petani yang ingin maju dan turut bersama sama dengan pemerintah daerah untuk bahu membahu dalam meningkatkan ekspor,” ucapnya.

Selain itu, Pejabat Karantina Pertanian Surabaya Wilayah Kerja Bandara Juanda, Retno Susan mengatakan telah melakukan pemeriksaan ekspor pada 11 pohon kaktus guna untuk menjamin mutu kaktus yang dikirim.

Tak hanya itu, kaktus ini juga sudah diberikan perlakuan berupa pencelupan menggunakan insectisida dan fungisida. Hal ini untuk menjamin kaktus terbebas dari hama dan penyakit.

“Pemeriksaan kali ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan negara tujuan akan kesesuaian dokumen dengan fisik komoditas, dan memastikan bebas dari kutu yang kadang ditemukan di kaktus, sebelum diterbitkan Phytosanitary Certificate,” tukas Susan.

Recent Posts

Macet Horor di Tanjung Priok, Sinergi Kawal BUMN: Kurang Tepat Jika Hanya Salahkan Pelindo

MONITOR, Jakarta - Koordinator Perkumpulan Sinergi Kawal BUMN, Arief Rachman angkat bicara terkait kemacetan parah…

19 menit yang lalu

Ikuti Forum Kelompok Parlemen Bela Palestina, Langkah Puan Dinilai Seiring dengan Diplomasi Prabowo

MONITOR, Jakarta - Keikutsertaan Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri pertemuan kelompok parlemen negara-negara yang…

52 menit yang lalu

Terjadi Aksi Pembakaran Mobil Polisi di Depok, DPR Pertanyakan Satgas Antipremanisme Bentukan Dedi Mulyadi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Abdullah mempertanyakan perkembangan Satuan Tugas (Satgas) Antipremanisme…

2 jam yang lalu

Peringatan Hari Kartini, Puan Ajak Perempuan RI untuk Punya Mimpi Besar dan Berani Bersuara

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan ucapan selamat Hari Kartini kepada seluruh…

2 jam yang lalu

Kemenperin: Industri Wastra Nusantara Jawab Kebutuhan Fesyen Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Industri wastra Indonesia berpotensi untuk terus tumbuh dan semakin diminati konsumen lokal…

3 jam yang lalu

Pemilihan Suara Ulang, 314 Warga Binaan Lapas Banjarbaru Gunakan Hak Pilihnya di Pilwalkot

MONITOR, Banjarbaru - Sebanyak 314 Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Banjarbaru menggunakan hak…

4 jam yang lalu