Jumat, 22 November, 2024

Rayakan HUT Bhayangkara, Ketua MPR: Polri Wajib Berbenah!

MONITOR, Jakarta – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menekankan pentingnya personil Polri mengedepankan pendekatan kekuatan humanisme daripada pendekatan kekuatan senjata dalam mengayomi keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pendekatan humanisme, sambung dia, bukan berarti membuat Polri menjadi lemah, melainkan akan membuat Polri dan rakyat semakin dekat.

“Memasuki usia ke-74 tahun, Polri wajib terus berbenah untuk semakin menjadi Profesional, Modern, dan Terpercaya (Promoter). Hasil survei Lembaga Indikator pada 16-18 Mei 2020 memperlihatkan kepercapaan masyarakat terhadap Polri cukup tinggi, yakni 79,4 persen. Begitupun dengan jajak pendapat Litbang Kompas pada 23-25 Juni 2020 yang memperlihatkan citra kepolisian di mata rakyat masih baik, yakni sekitar 62,1 persen,” kata Bamsoet usai menghadiri upacara HUT Bhayangkara yang diselenggarakan secara virtual, dari Ruang Kerja Ketua MPR RI, Jakarta, Rabu (1/7).

“Ruang perbaikan masih terbuka lebar, selama Polri masih tetap mau terbuka dan mendengar masukan,” tambahnya.

- Advertisement -

Mantan Ketua DPR RI ini juga mengingatkan, senjata yang dititipkan negara tidak boleh menjadikan aparat kepolisian arogan, melainkan harus dimaknai sebagai bentuk kepercayaan sekaligus tanggung jawab besar kepolisian untuk menjaga keamanan, ketertiban dan keselamatan hidup rakyat.

Karenanya, imbuh dia, dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, sebagaimana diatur dalam UU No.2/2002 tentang Kepolisian Negara RI, Polri harus berdiri di atas semua golongan. Tak boleh menjadi alat kekuasaan segelintir pihak.

“Sangat penting bagi setiap personel kepolisian dari mulai tamtama sampai perwira tinggi untuk meneladani profesionalitas dan integritas Jenderal Hoegeng. Tak hanya sebagai Kapolri, Jenderal Hoegeng sejak menjabat Kepala Reserse Kriminal di Sumatera Utara sudah menunjukan sikap bahwa dirinya tak bisa dibeli oleh uang maupun kekuasaan,” sebut politikus Golkar tersebut.

“Ia menolak fasilitas dan pemberian barang-barang dari para cukong judi. Bahkan sampai mengeluarkan seluruh pemberian barang tersebut dari rumah dinasnya dan menaruhnya dipinggir jalan. Membuat Kota Medan gempar, ada sosok polisi yang tak bisa dibeli,” jelas Bamsoet.

Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini pun meyakini, di masa kini juga sudah banyak Jenderal Hoegeng lainnya di institusi kepolisian. Bahkan dalam skala yang lebih luas, yang rela mengabdikan diri demi masyarakat, hingga diluar tugas dan kewajibannya sebagai aparat kepolisian.

“Masih lekat dalam ingatan kegigihan Bripka Jerry Tumundo dari Polda Sulawesi Utara yang mau memakamkan jenazah positif Covid-19 sesuai protokol kesehatan, tatkala orang-orang tak mau melakukannya. Tindakan terpuji tersebut, yang dilandasi sikap humanisme, terbukti semakin mendekatkan kepolisian dengan rakyat.”

“Adapula anggota Polri dimasa sukit pandemi covid-19 saat ini, berhasil menggagalkan dan menggulung mafia narkoba puluhan ton. Dan itu dilakukan tanpa kenal lelah,” pungkas mantan ketua komisi III DPR tersebut.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER