PARLEMEN

Cecar Menaker Soal Kartu Pra Kerja, DPD RI: Ini Memprihatinkan!

MONITOR, Jakarta – Kehadiran Kartu Pra Kerja diharapkan mampu membantu masyarakat, tak hanya ketika di masa pandemi ini, melainkan juga di masa-masa mendatang. Akan tetapi, kondisinya saat ini cukup memprihatinkan. Insentif yang terlambat turun, bahkan hingga saat ini berlum cair menjadi masalah utama. Untuk angkatan selanjutnya, yaitu angkatan keempat, sampai sekarang juga belum ada pembukaan lagi. Sementara masyarakat sudah menunggu untuk bisa menjadi peserta dalam program tersebut.

Pernyataan ini disampaikan oleh Senator asal Yogyakarta, Hilmy Muhammad saat Rapat Kerja Komite III DPD RI bersama Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyahmelalui aplikasi virtual pada Selasa pagi (30/06/2020).

“Terkait kartu Pra Kerja, ini betul-betul memprihatinkan. Yang terjadi saat ini, dari beberapa tahapan yang telah dibuka, tapi hingga sampai saat ini masih macet. Begitu pula dengan yang sudah mendapatkan Kartu Pra Kerja, baru sekali mendapatkan stimulus dan belum mendapatkan lagi. Kami harap ini segera ditangani,” katanya pria yang akrab disapa Gus Hilmy ini.

Gus Hilmy juga menyampaikan apresiasi atas kinerja kementerian tersebut, baik terkait program kerja maupun mitigasi Covid-19. Di antaranya adalah program Balai Latihan Kerja (BLK) dan Inkubasi Bisnis. Menurutnya, di Yogyakarta, BLK sudah berjalan dengan baik dan Inkubasi Bisnis juga sangat membantu masyarakat.

Menanggapi pernyataan Gus Hilmy, Ida Fauziyah menyampaikan bahwa 57% pekerja kita adalah unskill, pendidikannya masih SMP ke bawah. Program Pra Kerja berusaha menjawab tantangan kompetensi dengan pelatihan vokasi. Mulanya, Pra Kerja setiap tahun akan mengalokasikan dua juta bagi yang membutuhkan. Namun kemudian dialihkan menjadi sosial sefty net karena pandemi ini. Memang kemudian tidak ideal, tapi kondisinya memaksa demikian.

“Memang betul, itulah kenyataannya. Masih banyak sekali kelemahan. Namun arahan Presiden adalah memprioritaskan 1.7 juta pekerja yang terkena PHK. Sementara itu, kita kekurangan tenaga pengawas dan mediator. Dalam situasi pendami begini, banyak ketegangan yang terjadi. Kita baru memiliki 1574 pengawas dari idealnya 6000 pengawas. Kita sudah mengajukan tapi sistem rekruitmen dibatasi,” katanya. Lebih lanjut, Menaker RI meminta dukungan seluruh anggota DPD RI untuk bisa menyosialisasikan program-program Kemenaker sehingga sebarannya bisa merata ke seluruh wilayah di Indonesia.

Recent Posts

Kemenag Ajak Penyuluh Agama Bantu Warga lewat Aksi Nyata

MONITOR, Jakarta - Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) menggelar Zikir dan Doa Kebangsaan sebagai…

38 menit yang lalu

PMI Manufaktur Meningkat, Menperin: Industri Butuh Iklim Kondusif

MONITOR, Jakarta - Geliat sektor industri pengolahan nonmigas di tanah air terus menunjukkan pemulihan yang…

2 jam yang lalu

Menteri Agama Jenguk Korban Kebakaran Gedung DPRD Makassar

MONITOR, Makassar - Menteri Agama Nasaruddin Umar menjenguk korban kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar yang…

4 jam yang lalu

MUI Kecam Tindak Kekerasan, Anarkisme dan Vandalisme pada Aksi Massa

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Wantim Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan…

5 jam yang lalu

Soroti Kebutuhan Pangan Nasional, Prof Rokhmin: Pangan Biru Bisa Jadi Game Changer Masa Depan

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri memaparkan visinya mengenai pangan…

5 jam yang lalu

Kemenperin, BPD Bali dan Bank Jateng Sinergi Perkuat Industri Padat Karya

MONITOR, Jakarta - Selain dikenal dengan kekayaan alam dan budaya yang selama ini menjadi daya tarik…

5 jam yang lalu