PERTANIAN

Bangkitkan Semangat Pertanian Ramah Lingkungan, Petani Bantul Kembangkan APH

MONITOR, Jakarta – Anggapan umum yang melekat di petani bahwa produksi tinggi cenderung dibarengi dengan penggunaan pestisida kimia sintetik secara masif (berlebihan dan tidak bijaksana) sebagai satu satunya cara ampuh untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT).

Hal ini akan berdampak negatif pada kesehatan lingkungan (agroekosistem), hewan/manusia dan menurunnya tingkat kesuburan tanah.

Agens Pengendali Hayati atau yang lebih dikenal dengan APH menjadi salah satu alternatif dan solusi terbaik karena sifatnya yang aman, mudah dikembangkan dan ramah lingkungan untuk mengendalikan OPT sasaran.

Jumeno, salah seorang petani pelopor dan merupakan ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) Sido Makmur telah berhasil mengembangkan budidaya sayuran ramah lingkungan di Dusun Karang Ploso, Desa Siti Mulyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.

Jumeno tanpa mengenal lelah berusaha mengkampanyekan mensosialisasikan manfaat budidaya ramah lingkungan dan menularkan ilmunya kepada rekan-rekannya sesama petani.

Berdasarkan komunikasi dan diskusi secara langsung pada akhir bulan Mei 2020, diketahui bahwa beliau memiliki semangat dengan semboyannya mencegah lebih baik daripada mengobati, dan selalu memprioritaskan pemanfaatan agens pengendali hayati dari awal tanam sampai panen.

Gapoktan Sido Makmur mulai tahun 2000 yaitu sejak mendapatkan pembelanjaran SLPHT langsung menerapkan budidaya ramah lingkungan.

Jumino menggandeng beberapa petani lainnya mulai merintis pengembangan agens pengendali hayati setelah mandapatkan edukasi dari petugas Dinas dan Balai Proteksi setempat, lalu merasakan manfaat nyata dari APH tersebut.

Beliau juga mengajarkan cara pembuatan pestisida biologi seperti APH dan pestisida nabati ke petani-petani muda dan kelompok tani lainnya. Komoditas andalan yang dibudidayakannya adalah tanaman sayuran, antara lain cabai, bawang merah, kembang kol, timun, terong, dan kacang panjang.

Dari tahun 2000 sampai sekarang Gapoktan Sido Makmur masih aktif di Ikatan Pengendali Hama Terpadu Indonesia dengan anggota alumni-alumni SLPHT, pertemuan rutin Gapoktan ini setiap Kamis Legi.

Mereka menjadi produsen beragam produk APH, serta turut berperan aktif menyebarkan semangat pertanian ramah lingkungan kepada kelompok tani lainnya.

APH yang sudah dikembangkan antara lain Beauveria bassiana, Paenibacillus polymyxa, Trichoderma sp., dan PGPR. Selain itu diproduksi juga pupuk padat dan cair dari limbah organik.

“Manfaatnya luar biasa, menjadikan tanaman jadi subur dan sehat, tanah sehat, aman konsumsi, dan produksi yang dihasilkan banyak,” ungkap Jumeno di sela-sela kesibukannya.

Dalam sosialisasi APH, tidak tanggung – tanggung sering melakukan bakti sosial berupa pendampingan gerakan pengendalian OPT secara massal di seluruh wilayah Kabupaten Bantul, yang dilakukan bersama-sama dengan paguyuban petani peduli lingkungan yang dikenal sebagai Regu Pelindungan Tanaman (RPT) dan Jumeno sebagai anggota RPT tingkat Kabupaten Bantul dan provinsi, Tegas Paryoto kepala Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit Tumbuhan Yogyakarta.

Direktur Jenderal Hortikultura , Prihasto Setyanto menyatakan bahwa penggunaan APH mendukung program Direktorat Jenderal Hortikultura yaitu berperan dalam meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura yang aman konsumsi, berdaya saing dan berkelanjutan.

Anton sapaan akrabnya menambahkan bahwa Budidaya ramah lingkungan di Kabupaten Bantul begitu pesat patut diapresiasi dan perlu dilakukan penguatan kelembagaan untuk menaungi para petani organik atau petani yang sudah ramah lingkungan di Kab. Bantul.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf menekankan agar POPT dan Penyuluh selalu semangat mengkampanyekan pertanian ramah lingkungan ke petani di wilayah binaannya.

“Dalam penerapan di lapangan, pengendalian OPT yang bersifat lokal spesifik seperti aplikasi agens hayati harus terus didukung dan dikembangkan karena nilai manfaatnya telah dirasakan oleh petani-petani kita“, tegas Yanti.

Recent Posts

DPR Minta Negara Global Patuhi Pengadilan Internasional yang Keluarkan Surat Penangkapan PM Israel

MONITOR, Jakarta - Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Court (ICC) mengeluarkan surat penangkapan bagi…

59 detik yang lalu

HGN 2024, Prof Rokhmin Beri Apresiasi Para Pahlawan Tanda Jasa

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Prof. Dr. Ir. Rokhmin…

15 menit yang lalu

Pemuda Muhammadiyah Dorong Penguatan Perlindungan Hukum bagi Pekerja Migran Melalui Revisi UU Perlindungan PMI

MONITOR, Jakarta - Perlindungan hukum bagi pekerja migran Indonesia (PMI) menjadi perhatian penting di tengah…

39 menit yang lalu

JPPI: Guru Madrasah Jangan Dipandang Sebelah Mata, Dibutuhkan Satu Sistem Tata Kelola Guru

MONITOR, Jakarta - Pada momentum hari guru nasional 2024, JPPI merasa penting untuk menyoroti secara…

1 jam yang lalu

Menag RI dan Menhaj Saudi Bertemu di Masjidil Haram, Bahas Haji dan Pemberdayaan Umat

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Nasaruddin Umar bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab…

1 jam yang lalu

Tanggapi Usulan KPU dan Bawaslu Jadi Ad Hoc, DPR: Evaluasi Harus

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Zulfikar Arse Sadikin menanggapi adanya usulan…

5 jam yang lalu