HEADLINE

Arus Survei Indonesia: Mayoritas Publik Setuju Reshuffle Kabinet

MONITOR, Jakarta – Arus Survei Indonesia (ASI) merilis survei nasional “Evaluasi Publik Jelang 1 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin”. Hasilnya, sebanyak 67,4% (gabungan sangat puas + cukup puas) publik mengatakan puas dengan kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Sementara 25,3% (gabungan kurang puas + sangat tidak puas) mengatakan tidak puas. Sisanya 7,3% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

“Secara umum publik mempersepsikan baik kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin mengingat angkanya di atas 50 persen,” ujar Direktur Eksekutif ASI, Ali Rif’an dalam rilis survei nasional yang digelar secara daring di Jakarta. Jum’at (19/6/2020).

Survei tersebut juga merilis terkait kinerja Presiden Jokowi, dimana sebanyak 68,3% (gabungan sangat puas + cukup puas) publik mengatakan puas. Sementara 25,0% (gabungan kurang puas + sangat tidak puas) mengatakan tidak puas. Sisanya 6,7% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Sedangkan terkait kinerja Wakil Presiden Ma’ruf Amin, sebanyak 59,5% (gabungan sangat puas + cukup puas) publik mengatakan puas. Sementara 34,4% (gabungan kurang puas + sangat tidak puas) mengatakan tidak puas. Sisanya 6,1% mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Terkait kinerja pemerintahan dalam beberapa bidang, tingkat kepuasan publik paling tinggi tertuju pada Bidang Keamanan (74,8%), disusul Bidang Pendidikan (73,3%), Bidang Kesehatan (72,0%), Bidang Ekonomi (66,2%), Bidang Politik (64,1%) dan Bidang Hukum (61,6%).

Menurut Ali Rif’an, tingginya kepuasan publik di Bidang Kemanan tak bisa dilepaskan dari peran lembaga terkait yang dalam beberapa bulan terakhir mampu mengatasi situasi keamanan nasional di tengah pandemi Covid-19. Sedangkan rendahnya kepuasan publik terhadap Bidang Hukum sangat dipengeruhi oleh dinamika politik belakangan di mana lembaga-lembaga terkait kerap mengeluarkan kebijakan kontroversial yang mengundang persepsi kurang baik di masyarakat, seperti dibebaskannya sekitar 35 ribu napi yang kemudian menimbulkan keresahan publik karena mereka berulah lagi, ataupun soal penegakan hukum yang terkesan masih tebang pilih, dan lainnya.

Adapun tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin relatif kurang menggembirakan lantaran angkanya rata-rata di bawah 50%. “Temuan survei ini bisa menjadi cacatan evaluasi bagi Presiden Jokowi untuk meninjau kembali para pembantunya,” katanya.

Di sisi lain, terkait wacana perombakan/reshuffle kabinet, sebanyak 75,6% (gabungan sangat setuju + cukup setuju) publik mengatakan setuju. Sementara 16,9% (gabungan kurang setuju + sangat tidak setuju) mengatakan tidak setuju. Sisanya 7,5% mengaku tidak tahu/tidak jawab. “Artinya publik menginginkan performa kinerja menteri yang ada saat ini harus lebih baik lagi,” terang Ali Rif’an.

Pemaparan hasil survei nasional ‘Evaluasi Publik Jelang 1 Tahun Pemerintahan jokowi-Ma’ruf Amin’ ini bermaksud mengukur 4 (empat) hal isu utama yaitu mengukur tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan JokowiMa’ruf Amin, mengukur tingkat kepuasan publik terhadap enam bidang utama pemerintahan (bidang keamanan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hukum), mengukur tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri JokowiMa’ruf Amin, dan untuk mengetahui pendapat publik tentang isu reshuffle kabinet: apakah publik cenderung setuju atau tidak setuju.

Ali memaparkan metode penarikan sampel menggunakan Multistage Random Sampling dengan jumlah responden 1000 responden dengan margin of error +/- 3.1% pada tingkat kepercayaan 95%. Survei dilakukan dengan cara telesurvei, yaitu responden diwawancara melalui kontak telepon menggunakan kuesioner. “Data nomor telepon responden diambil dari responden survei nasional Arus Survei Indonesia periode April 2019 menggunakan Multistage Random Sampling,” terangnya.

Wawancara dilakukan 9-12 Juni 2020 dengan melibatkan 1800 responden. Dari 1800 responden, yang berhasil diwawancara 1000 responden. Validasi data sampel dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis (provinsi, gender, desakota, etnis, agama, dll) dari sampel survei dengan data sensus PBS. Jika terjadi perbedaan antara demografi sampel dan populasi maka dilakukan pembobotan.

Recent Posts

11 Warga Dibui Karena Pertahankan Tanah Leluhur, DPR: Jangan Kriminalisasi Pejuang Hak Adat!

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Andreas Hugo Pareira menyatakan keprihatinan mendalam…

44 menit yang lalu

12 Pemikir Dunia Bertemu di AICIS+ 2025, Bahas Ekoteologi dan Masa Depan Teknologi

MONITOR, Jakarta - Dunia akademik bersiap menyambut pertemuan pemikir kelas dunia dalam AICIS+ 2025 yang…

1 jam yang lalu

Kemenag Dorong Takmir Fungsikan Masjid sebagai Wadah Jaminan Sosial

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) mendorong para takmir agar memperluas fungsi masjid menjadi wadah…

2 jam yang lalu

Mahasiswa UNIDA Gontor Sukses Wujudkan Wisata Lebah Digital Pertama di Indonesia

MONITOR, Ponorogo - Sebuah gagasan sederhana di tangan mahasiswa berubah menjadi karya besar yang menginspirasi.…

3 jam yang lalu

Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Catat Kenaikan PNBP Signifikan di 2025

MONITOR, Jakarta - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) mencatat capaian gemilang dalam penerimaan negara bukan…

4 jam yang lalu

Pemerintah Dorong IKM Pangan Penuhi Standar Produksi Bersih dan Aman

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan komitmen pemerintah untuk terus memperkuat daya…

7 jam yang lalu