MEGAPOLITAN

Bupati Biak Numfor: Indonesia Akan Tetap Utuh Jika Rasisme Ditindak Tegas

MONITOR, Jakarta – Negara harus memberi rasa aman dan melakukan tindakan hukum terhadap mereka yang bersikap rasis. Bupati Biak Numfor, Herry Ario Naap menyadari, para mahasiswa Papua yang menempuh pendidikan di luar kota pasti pernah mengalami perilaku rasis. Hal itu tentu ditentang, tapi paling penting bagaimana menyikapi perlakukan itu.

“Menyikapi stigma yang diberikan kepada kami. Bagaimana menyikapi dan menanggapinya hal ini (rasis) bisa terselesaikan dengan baik,” ujar Herry Ario Naap saat diskusi online bertajuk “Papua Dalam Keberagamaan Indonesia”, dalam rilis yang diterima, Selasa (16/6/20).

Bercermin pada kejadian unjuk rasa di Papua tahun 2019 untuk menentang rasisme terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur. Gelombang protes pun terus terjadi dan kericuhan tak terhindari.

“Jadi ketika kita bicara soal rasisme, yang dihadapi mahasiswa Papua di Surabaya berdampak luas menjadi persoalan global di masyarakat Papua,” ucap Herry.

Kala itu kelompok masyarakat di Biak turut menyuarakan aspirasi mereka, untuk menolak tindakan rasisme yang terjadi. Dialog dan komunikasi tetap dilakukan kepada tokoh masyarakat agar tercipta kondisi yang kondusif.

“Saya pun melakukan pendekatan pendekatan kepada tokoh masyarakat. Kepada tokoh adat dan agama, untuk dapat berdiskusi,” tuturnya.

Boleh menyuarakan pendapat sebagai bentuk protes. Semua sepakat dan menentang tindakan rasisme. Namun saat menyuarakan aspirasi melakukannya dengan cara sesuai ketentuan konstitusi.

“Saya menyiapkan pola untuk masyarakat, silakan datang dan menyampaikan aspirasi mereka. Bahwa kami tidak setuju dengan rasisme, tapi dengan tidak cara anarkis,” pesannya.

Cara yang sama disampaikanya kepada seluruh mahasiswa Papua yang mengenyam pendidikan di wilayah Jawa maupun kota lainnya untuk memberikan pemahaman yang sama.

“Kita menolak rasisme tapi menyikapinya dengan positif dan lebih elegan. Lebih tenang untuk menghadapinya, tidak harus dengan tindakan anarkis,” tegas Herry.

Herry pernah berdialog dengan Gubernur, Kapolri dan Panglima TNI perihal masalah rasisme. Poin utamanya jangan memberikan stigma buruk terhadap orang dengan etnis tertentu.

“Bangsa Indonesia akan tetap menjadi bangsa yang utuh. Ketika Papua dilihat menjadi bagian dalam NKRI, tidak ada stigma yang diberikan,” tandasnya.

Recent Posts

Ribuan Umat Buddha Akan Ikuti ITC 2025 di Borubudur

MONITOR, Jakarta - Sebanyak kurang lebih 2.000 umat Buddha dari berbagai wilayah Indonesia akan bertemu…

5 menit yang lalu

DPR: Bandara Bali Utara Bisa Jadi Ikon Peradaban Baru yang Integrasikan Sektor Pendidikan, Riset dan Budaya

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani mendukung pembangunan Bandara…

51 menit yang lalu

KemenP2MI Dorong Warga Bekerja ke Luar Negeri, DPR: Jadi Ironi dan Terkesan Dukung #kaburajadulu

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi mengkritik pendekatan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran…

2 jam yang lalu

Kejari dan Walikota Didesak Usut Pengelolaan Keuangan PT Migas Kota Bekasi

MONITOR, Bekasi - Forum Masyarakat Bekasi (Formasi) mendesak Kejaksaan Negeri Kota Bekasi (Kejari Kota Bekasi)…

2 jam yang lalu

Menag Bertolak ke Jeddah Dampingi Presiden, Bahas Kampung Haji

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar bertolak menuju Jeddah, Arab Saudi, Selasa (1/7/2025). Keberangkatan…

4 jam yang lalu

Sektor Industri Masih Tangguh, IKI Indonesia Capai 51,84 pada Juni 2025

MONITOR, Jakarta - Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Indonesia pada Juni 2025 masih berada dalam fase…

4 jam yang lalu