Jumat, 19 April, 2024

Genjot Akselarasi Ekspor, Karantina Pertanian Merauke Lakukan Supervisi di PT BIA

MONITOR, Merauke – Percepatan ekspor produk pertanian melalui program Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks) yang digalakkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini mengharuskan seluruh jajarannya berbenah lebih proaktif termasuk Karantina Pertanian Merauke.

Berbagai usaha dilakukan agar tetap berkontribusi nyata dalam program ini, mulai dari pembenahan layanan, transparansi hingga jaminan layanan menjadi prioritas utama demi memberikan kepuasan bagi pelanggan.

Untuk diketahui, Kabupaten Merauke merupakan salah satu wilayah Indonesia yang berpotensi besar untuk terus meningkatkan produk ekspornya. Dengan ketersediaan lahan yang luas, keragaman produk, dan peluang pangsa pasar yang strategis serta dukungan dari seluruh stakeholder, tidak menutup kemungkinan roda perekonomian Merauke akan terus bertumbuh dengan baik.

Sejalan dengan itu, Karantina Pertanian Merauke menyatakan selalu siap untuk mengawal akselerasi ekspor di Merauke. Salah satu langkah kongkrit yang dilakukan adalah melakukan supervisi ke PT. Bio Inti Agrindo (BIA) di Asikie. Perusahaan yang bergerak dibidang perkebunan sawit ini merupakan salah satu mitra Karantina Pertanian Merauke yang sudah menggunakan jasa layanan karantina dari tahun- ketahun. Saat ini produk turunan sawit yang dilalulintaskan oleh PT. BIA baik antar area maupun ekspor cukup tinggi.

Guna memastikan pelayanan bagus, Sudirman, SP selaku kepala Karantina Pertanian Merauke melakukan pertemuan dengan Manager Port and Shipping PT. BIA Andy Syiar Irawan, ST.

“Sengaja kami agendakan pertemuan ini, untuk memastikan titik pelayanan dapat berjalan dengan baik, sehingga sinergi dan koordinasi juga berjalan baik. Apalagi dengan pemberlakuan UU tentang KIHT yang baru yaitu sesuai UU 21th 2019 disebutkan bahwa semua media pembawa hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan, Tumbuhan dan Hasil Produk Tumbuhan wajib dilengkapi sertifikat karantina,” ujar Sudirman.

Pada kesempatan itu Sudirman mengatakan bahwa pihaknya butuh informasi bagaimana pelayanan karantina yang diberikan saat ini kepada PT. BIA serta upaya-upaya perbaikan yang akan kita lakukan secara bersama-sama kedepannya.

“Dan kami pun akan mendorong terus perusahaan bapak agar tidak hanya bahan baku CPO yang dihasilkan untuk diekspor, tapi ada peningkatan nilai tambah produksi dengan pengolahan produk turunannya, sehingga dapat bernilai ekonomi lebih tinggi lagi, tentunya didukung dengan fasilitas layanan tindakan karantina di perusahaan bapak, apabila tingkat kepatuhan lapor karantina sudah baik, maka kami akan memberikan jaminan layanan prioritas sebagai apresiasi kami”, terang Sudirman.

Dengan lahan perkebunan sawit yang dimiliki, sekitar 34.000 Ha dan 2 pabrik yang berjalan saat ini PT. BIA dapat menghasilkan produk CPO 2 metrik ton/hari dan saat ini kapasitas tank penampungan 11000 metrik ton.

Selain melakukan pertemuan dengan Irawan, Sudirman juga melakukan kunjungan ke divisi laboratorium quality control milik PT. BIA guna memastikan sejauh mana kinerja laboratorium dalam memenuhi persyaratan negara tujuan terhadap produk sawit yang dihasilkan.

Berdasarkan data dari sistem informasi karantina pertanian (IQFAST), sertifikasi ekspor CPO yang dilakukan PT. BIA periode Januari-Mei telah berlangsung tiga kali. Volume total 13.101.306 kg senilai Rp 162 miliar, dengan negara tujuan ekspor ke India.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER