PARLEMEN

TKW di Saudi Alami Kekerasan, DPR: Sistem Perekrutan Harus Dibenahi

MONITOR, Jakarta – Kasus kekerasan yang dialami tenaga kerja wanita (TKW), Ira Sulastri, yang bekerja di Arab Saudi menuai perhatian dari Anggota Komisi I DPR, Willy Aditya. Selain prihatin, ia menyebut upaya perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri sejauh ini belum komprehensif.

“Pengawasan terhadap WNI pekerja di luar negeri ini memang belum cukup kuat. Apalagi jika yang dihadapi adalah perekrutan gelap. Untuk itu perlu melakukan kerja komprehensif. Tidak boleh kedepankan ego sektoral. Kementerian luar negeri, kemnaker, kumham, dan lembaga pemerintah lainnya harus duduk bersama dan berbagi kerja. Kemenko Pembangunan Manusia dan kebudayaan bisa jadi leading aktornya,” kata Willy, dalam keterangan tertulis yang diterima MONITOR Senin (8/6).

Untuk itu, ia mengingatkan Kementerian Luar Negeri agar mengupayakan diplomasi untuk terus kerja sama dengan negara-negara tempat TKI bekerja serta agar dapat memasukkan klausul perlindungan bagi para TKI.

“Kementerian luar negeri bisa mewakili pemerintah untuk menginisiasi perjanjian kerja sama dengan negara-negara yang terdapat TKI. Paling minimal untuk bisa menggunakan standar prilaku internasional tentang perlindungan Tenaga Kerja. Akan lebih baik lagi jika perjanjian ini sesuai kepentingan Indonesia untuk melindungi warganya. Seperti perjanjian kerjasama pertahanan atau militer, hal ini seharusnya bisa juga dilakukan,” tegasnya.

Politikus Partai Nasdem ini juga mengingatkan agar Pemerintah mengambil pelajaran dari kasus tersebut, utamanya soal perekrutan TKI Ilegal. Dia juga menilai moratorium pengiriman TKI ke Saudi masih kurang efektif sehingga masih adanya kasus kekerasan pada TKI.

“Soal perekrutan ini titik awal masalah, maka harus dibenahi. Warga harus diyakini bahwa apapun yang dilakukannya di dalam dan di luar negeri adalah tanggung jawab pemerintah melindunginya. Maka jangan sampai warga tidak melapor kepada perwakilan pemerintah. Aparat juga harus mempermudah hal ini. Bisa pakai teknologi.” ujarnya.

Selain itu, ia juga berharap agar agar kementerian dan lembaga bekerjasama agar tidak ada lagi kasus TKI ilegal di kampung atau desa-desa.

“Hal ini harus diselesaikan bukan hanya oleh satu kementerian ketenagakerjaan semata,” ujarnya.

Lebih jauh, ia mengatakan RUU Omnibus Law Cipta Kerja itu, salah satunya adalah agar menciptakan lapangan kerja. Selain itu UU Desa sudah memberi jaminan juga dengan adanya alokasi APBN agar digunakan untuk pengembangan potensi.

“Tinggal kedepan kita perlu pikirkan bagaimana caranya agar data warga yang keluar masuk Indonesia itu bisa komprehensif dan dapat digunakan untuk melindungi,” katanya.

Terakhir, Ia berharap agar kasus yang menimpa TKW Ira Sulastri menjadi perhatian untuk menindak tegas pihak yang salah, serta lebih komprehensif dalam menjalankan kebijakan.

“Kita berharap kasus Ira Sulastri ini segera dapat kejelasan. Pihak yang salah harus di beri hukuman. Namun kasus ini juga harus dapat menjadi trigger perbaikan yang lebih komprehensif,” ucap Willy Aditya.

Recent Posts

Menperin Tunjukkan Cinta Produk Dalam Negeri di World Expo Osaka 2025

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menunjukkan komitmennya dalam mencintai dan…

4 menit yang lalu

Tunjangan Profesi 227.147 Guru Bukan ASN Binaan Kemenag Naik Rp500Ribu

MONITOR, Jakarta - Tunjangan profesi bagi ratusan guru bukan ASN (Aparatur Sipil Negara) binaan Kementerian…

5 jam yang lalu

Sekjen Partai Gelora Yakin Suatu Saat Nanti akan Tercipta Perdamaian di Tanah Palestina

MONITOR, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik meyakini, bahwa tanah…

6 jam yang lalu

Tilawati Kukuhkan Standar Baru Guru Al-Qur’an Lewat LSP dan JAMHATI

MONITOR, Jakarta - Gerakan pendidikan Al-Qur’an di Indonesia memasuki babak baru. Melalui Silaturahim Tilawati Nasional…

10 jam yang lalu

Guru Besar UIN Jakarta Soroti Tiga Dimensi Strategis Asta Protas Kementerian Agama

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama meluncurkan delapan program prioritas bertajuk Asta Protas untuk periode 2024–2029.…

11 jam yang lalu

Aromatika Indofest 2025 Wangikan Industri Minyak Atsiri Hingga Pasar Global

MONITOR, Jakarta - Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi atas suksesnya penyelenggaraan Aromatika Indofest 2025. Ajang ini…

18 jam yang lalu