MONITOR, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo didampingi jajaran Eselon I Kementerian Pertanian (Kementan) mengunjungi Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk meninjau pertanaman jagung, melepas jagung hasil panen program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS).
Sebanyak 3 kontainer yang disiapkan untuk dikirim ke Surabaya dan sekaligus meninjau Toko Tani Indonesia Center (TTIC) dan penyerahan bantuan 40 unit handtraktor kepada Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat di Desa Manusak, Kecamatan Kupang, Jumat (29/5/2020). Kunjungan ini dimaksudkan guna memastikan stok pangan di NTT khusus di tengah pandemi virus corona aman.
Mentan Syahrul mengatakan kunci daerah yang bisa maju itu bila kepala daerahnya mau ikut bergerak. Sebab kebijakan dan program pemerintah pusat yang dijalankan melalui Kementerian Pertanian dapat berjalan optimal jika pemerintah daerah dapat mensinergikan dengan kebijakannya, salah satunya menghidupkan kelembagaan pertanian.
“Kita punya agenda cukup, kita punya riset cukup, selanjutnya manajemen agendanya harus main melalui kebijakan-kebijakan pemerintah, kelembagaan-kelembagaan masyarakat dihidupkan termasuk kelembagaan pertanian yang ada,” ujar Syahrul dalam acara kunjungan tersebut.
Syahrul menegaskan dalam melakukan usaha pertanian untuk mendapatkan hasil yang optimal yakni cuaca harus diperhitungkan. Dengan demikiam, water managemennya harus jalan.
“Dalam suasana pandemi virus corona ini, bisa jadi krisis ekonomi berlangsung makan waktu lama dan tumpuan perdagangan yang bisa jalan yaitu pertanian. Itu yang harus selalu didorong terus jangan sampai berhenti,” tegasnya.
Perlu diketahui, dalam kunjungan ini, Mentan Syahrul juga secara langsung melihat operasional TTIC yang baru dibentuk tahun 2019 dan operasional tahun 2020 ini.
TTIC ini memdiasi produk-produk petani itu bisa laku dan memperpendek rantai pasar. TTIC ini juga bakal akan menjadi pusat informasi pertanian khususnya untuk produksi pertanian dan harga.
Di tempat yang sama, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan permasalahan yang ada di NTT adalah manajemen air. Pemerintah Provinsi NTT sudah merencanakan dengan baik, sehingga tahun depan seluruh sungai yang ada disiapkan untuk dibuatkan dam di samping sungai itu.
“Dengan demikian, lahan-lahan yang kosong kami akan masuk dengan alat berat untuk membuat lahan yang baik agar kami bisa tanam pada musim kemarau nanti,” jelasnya.
“Kami bersyukur atas kehadiran Mentan Syahrul Yasin Limpo di situasi sulit begini. Sebab dapat memberikan energi dan semangat buat petani untuk mengerjakan seluruh potensi yang dimiliki,” pintanya.
Lebih lanjut Viktor menuturkan manajemen air melalui pembuatan dam tersebut akan dijadikan sebagai pilot project sebuah transformasi budaya tanam NTT. Jika ini berhasil maka ini memberikan sebuah keyakinan energi positif untuk menatap masa depan.
“Saya selalu bilang tidak ada lahan tidur, yang tidur itu orangnya, kalau gubernur tidur, bupati tidur, kepala dinas tidur itu pasti lahannya tidur. Tapi kalau gurbenurnya lompat kiri kanan, bupatinya lompat kiri kanan kepala dinas apalagi itu berarti semangat yang luar biasa,” tegasnya.
Kemudian, Viktor berharap nantinya seluruh suplay chain tidak datang dari luar supaya bisa memberikan nilai tambah. Sebab walaupun alam NTT itu indah tapi suplay chainnya datang dari luar maka daerah itu akan tetap miskin.
“Karena itu kamk berharap pertanian satu-satunya suplay chain yang dapat diandalkan untuk membangun pariwisata,” tandasnya.
Perlu diketahui, dalam kunjungan ini, Mentan Syahrul bersama Gubernur NTT Viktor melakukan pencanangan tanam jagung di lahan seluas 10 hektar dengan memanfaatkan sumber air yang ada.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi yang juga hadir mengatakan bahwa Kementan tahun ini memberikan dukungan bantuan untuk provinsi NTT.
Terkait tanaman pangan alokasi tahun ini bantuan benih padi 50 ribu hektar, bantuan benih jagung 42.500 hektar, kedelai 3.000 hektar, pengembangan pangan alternatif 2.840 hektar, ubi kayu 500 hektar dan alsintan pascapanen 117 unit.
“Untuk pengembangan pangan alternatif, sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa mulai digalakkan kembali pengembangan pangan di luar beras seperti umbi-umbian, jagung dan tanaman serealia lain,” tuturnya.
“Terutama di NTT ini potensial untuk dikembangkan jagung dan sorgum, supaya bisa memperkaya pangan alternatif kita,” sambung Suwandi.