Rabu, 24 April, 2024

AJB Bumiputera 1912 Dimata ‘Orang Asing’

Oleh: Diding S Anwar*

Berdasarkan ICMIF (International Cooperative and Mutual Insurance Federation) ada 5.100 Perusahaan Asuransi yang berbentuk Usaha Bersama (Mutual) dan Koperasi di 77 Negara di Dunia, sebaran di Benua Eropa 2.870 Perusahaan, Amerika 1.900 Perusahaan, sisanya Perusahaan tersebar di Asia, Oceania dan Afrika.
AJB Bumiputera 1912 adalah satu-satunya Usaha Bersama / mutual yang ada di Indonesia.

AJB Bumiputera 1912 didirikan 3 (tiga) Tokoh Goeroe yang juga Pengurus Pergerakan Boedi Oetomo. Tujuannya pendirian AJB Bumiputera 1912 guna membantu kesejahteraan masyarakat Indonesia dalam mengatasi keprihatinan.

Usaha bersama ini khas masyarakat Indonesia yang berbudaya gotong royong dan kekeluargaan.
Secara legacy usaha bersama, gotong royong dan kekeluargaan, diatur dalam pasal 33 UUD 1945.

- Advertisement -

AJB Bumiputera 1912 sebagai perusahaan berbentuk Usaha Bersama / Mutual, pemiliknya adalah Pemegang Polis / Pempol, yang punya 2 (dua) posisi kedudukan sekaligus yakni sebagai Nasabah dan sebagai Anggota / Pemilik Perusahaan.

Sesungguhnya apa yang dimaksud Pemegang Polis mempunyai 2 (dua) posisi kedudukan sekaligus?

Pertama kapasitas Pempol sebagai Nasabah dengan membeli Produk Asuransi yang dibuktikan dengan Polis. Pembayaran premi yang dilakukan Pempol selaku Nasabah ke Perusahaan, maka Pempol memperoleh manfaat dengan mendapatkan perlindungan jiwa dari produk yang dipilih beserta seluruh benefit yang ditawarkan.

Kedua, dengan Polis yang dimiliki, Pempol juga sebagai anggota yaitu Pemilik Perusahaan. Inilah uniknya dengan membeli produk di perusahaan Mutual atau Usaha Bersama, maka seluruh Pempol otomatis menjadi anggota / Pemilik Perusahaan, karena tidak ada Pemegang Saham mayoritas, yang ada sistem perwakilan yg direpresentasikan oleh Rapat Umum Anggota (RUA), di masing-masing Daerah Pemilihan (Dapil).

Namun bagi sy sebagai orang asing yang awam terhadap AJB Bumiputera 1912, selain Pempol, pada hakekatnya seluruh komponen bangsa Indonesia termasuk Pemerintah Indonesia, mempunyai sikap rasa memiliki AJB Bumiputera 1912 seperti halnya rasa memiliki terhadap Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang merupakan kebanggaan milik bangsa Indonesia.

Luar biasa karya pengabdian yang sangat besar dari 3 (Tiga) Tokoh Guru pendiri AJB Bumiputera 1912 dan pejuang pergerakan Boedi Oetomo bagi bangsa Indonesia ini, tentunya wajib dan harus dijaga serta dipelihara oleh generasi penerus secara berkesinambungan.

Tugas karya pengabdian selanjutnya, mungkin tidak sesulit, sebesar dan seberat penggagas / pendiri AJB Bumiputera 1912. Karya pengabdian penerus, mungkin kecil saja yaitu melestarikan dan mengembangkan amanah untuk menjaga dan memelihara AJB Bumiputera 1912 sebagai warisan agar terus eksis dan tidak punah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sungguh benar benar Pahlawan tanpa tanda jasa 3 (tiga) Tokoh Guru inisiator dan pendiri AJB Bumiputera 1912, sekaligus Tokoh Pengurus Pergerakan Perjuangan Boedi Oetomo.

Penerus adalah pemegang amanah untuk menjaga, memelihara serta mengembangkan hingga AJB Bumiputera 1912 terus eksis dan tetap berkontribusi mensejahterakan seluruh masyarakat di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ingat penerus, Jangan mengklaim sebagai pahlawan pejuang bagi AJB Bumiputera 1912, mengabdilah demi amanah

Apabila saat ini AJB Bumiputera 1912 ibarat sedang sakit keras, bukanlah karena bentuk badan Usaha Bersama, mari perhatikan dengan seksama, mohon maaf tidak sedikit BUMN, Perusahaan berbentuk PT Swasta Nasional Besar, yang sakit parah, bahkan ada yang telah wassalam meninggal dengan keadaan tidak tenang.

Sakit apakah gerangan yang diderita AJB Bumiputera 1912, semoga dapat didiagnosis dengan cermat dan teliti sehingga dokter spesialis dapat memberikan resep dan obat serta vitamin yang tepat untuk kesembuhan dan kesinambungan kehidupan pasien.

Orang asing yang awam seperti sy lagi bertanya sama rumput yg bergoyang, apakah gerangan penyebab sakitnya ?

Semoga cepat sembuh, dan terus mengabdi bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

*Penulis adalah Ketua Komite Tetap Pembiayaan Infrastruktur Bidang Konveksi dan Infrastruktur Kamar Dagang Dan Induatri Indonesia.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER