Selasa, 16 April, 2024

Panen Tanpa Henti di Kabupaten Sigi untuk Jamin Ketersediaan Pangan Selama Puasa

MONITOR, Sigi – Di tengah merebaknya Pandemi Covid-19, kelompok tani Taipa Bengga di Kabupaten Sigi tetap melaksanakan kegiatan panen padi. Panen kali ini untuk varietas beras merah di Desa Porame, Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi. Potensi panen seluas 10 Ha, dengan produktivitas 3,5 Ton/ Ha GKP.

Firman, ketua kelompok tani mengatakan benih tersebut diperoleh secara swadaya.

“Disini banyak yang pilih varietas beras merah karena nilai jualnya lebih tinggi dibanding beras biasa harganya saat ini di pasaran sebesar Rp 12.000/liter,” ujarnya.

Masa tanam dilaksanakan sekali setahun karena waktu tanamnya lebih lama dibanding beras biasa (lebih dari 120 Hari).

“Dan setelah panen biasanya kami tanami cabai atau kacang tanah,” tambahnya.

Penjualan beras merah ini langsung di penggilingan yang dijemput langsung oleh pembeli. Kelompok Taipa Bengga yang beranggotakan 21 orang ini dalam melakukan kegiatannya selalu dikawal oleh petugas penyuluh setempat.

Lily Anggreani, yang selalu mendampingi petani menyebutkan bahwa memang sudah menjadi kebiasaan petani disini menanam beras merah. Namun saat ini baru setahun sekali, harapannya nanti bisa meningkat dua kali setahun dan setelah panen langsung tanam lagi.

Panen tidak hanya di lakasi ini, di lokasi lain di Kecamatan Kulawi Selatan tepatnya di Desa Lawua dilakukan pula kegiatan panen padi varietas Peluncur di lahan anggota Kelompok Tani Karani Indah dengan luas hamparan panen 16,25 Ha dengan produktivitas 3,5 Ton/Ha GKP dengan harga jual di pasaran Rp 9.000/kg.

Wilayah lainnya di Desa Oloboju Kecamatan Sigi Biromaru juga melakukan panen padi varietas Mekongga di lahan anggota Kelompok Tani Wuno Ria dengan potensi panen 14 Ha, dengan produktivitas 3,7 Ton/Ha GKP dengan harga beras Rp.10.000/kg.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tengah, Trie Iriany menyatakan bahwa banyaknya wilayah panen di Sigi menunjukkan panen terus berlangsung baik yang di dataran tinggi, sedang ataupun rendah yang didampingi dan dikawal oleh Penyuluh wilayah binaan sekaligus melaporkan data panen. Apa yang disebutkan Bapak Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi memang terbukti dengan adanya panen dimana-mana.

Trie mengatakan hal ini sebagai upaya menjamin ketersediaan pangan strategis untuk memenuhi kebutuhan pangan 267 Juta penduduk sebagai salah satu program utama Kementerian Pertanian yang selalu digaungkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

“Penyuluh pendamping harus tetap ke lapangan di tengah pandemi Covid-19 untuk memotivasi dan menyemangati petani agar terus menggenjot produksi pangan demi kecukupan pangan rakyat Indonesi,”ujarnya.

Namun penyuluh tetap harus waspada dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya seperti social distancing (jaga jarak) ketika berinteraksi dengan petani di lapangan, serta menggunakan masker.

Trie merasa salut dan bangga kepada segenap jajaran Dinas Pertanian Kab/Kota dan para petugas serta penyuluh pertanian dilapangan.

“Kita harus sadar bahwa apa yang dilakukan para pelaku utama disektor pertanian, terutama petani adalah pekerjaan yang mulia karena untuk kebutuhan pangan bagi manusia, khususnya Bangsa Indonesia. Mari kita berdoa agar semua kita mendapat perlindungan dari Allah SWT ditengah mewabahnya COVID 19,” pungkasnya .

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER