MONITOR, Jakarta – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, meminta masyarakat untuk mempertimbangkan kembali keinginan untuk tetap menyelenggarakan shalat tarawih berjamaah di masjid, di tengah wabah pandemi Covid-19 saat ini.
Haedar menuturkan, dalam kondisi ini, semestinya umat Islam mempertimbangkan kepentingan yang lebih luas lebih-lebih di kala darurat.
“Jangan semuanya disikapi seolah normal, karena kondisi saat ini darurat. Apa tidak melihat kenyataan betapa dahsyatnya wabah Corona ini, AS saja terbesar korban meninggal. Jangan menyepelekan wabah ini,” kata Haedar Nashir mengingatkan, Selasa (21/4).
“Kalau Indonesia tidak sebesar AS dan negara lain jumlahnya, justru kita harus tetap waspada dan melakukan pencegahan. Ini bukan soal takut atau berani hadapi wabah, tetapi soal ikhtiar yang dari segi agama maupun ilmu dibenarkan untuk usaha mencegah datangnya wabah agar tidak semakin luas,” tambahnya menjelaskan.
Dalam situasi darurat wabah yang mengglobal ini, Haedar berpesan janganlah beragama dengan maunya sendiri-sendiri, ikutilah pendapat mayoritas yang dasarnya kuat dari Al-Quran dan As-Sunnah serta konteks situasi darurat umat manusia sedunia yang tengah dihadapi.
“Allah dan Nabi memberi jalan keluar dari kesulitan atau kedaruratan. Ingat bukan hanya diri orang perorang, wabah ini sudah massal dan menjadi pandemi. Bukankah Nabi mengingatkan La dharara wa la dhirara, jangan berbuat yang menyebabkan kerusakan untuk diri sendiri dan bagi orang lain,” pungkasnya.