PARLEMEN

Dinilai Cacat Hukum, DPD Batah Tudingan Tak Dilibatkan Pembahasan RUU Minerba

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua DPD RI, Sultan B. Najamudin, tidak sependapat mengenai opini di masyarakat yang menganggap RUU tentang Minerba cacat hukum. Sultan membantah adanya anggapan bahwa DPD tidak dilibatkan sama sekali dalam pembahasan RUU tersebut.

Padahal dalam perjalanannya, pada tahun 2018 DPD pernah menyusun pandangan dan pendapat terhadap RUU tentang Minerba tersebut.

“Pada prolegnas 2015-2019 yang lalu, RUU tentang Minerba menjadi usul inisiatif DPR. Guna mempersiapkan pembahasannya, DPD pada tahun 2018 telah menyusun Pandangan dan Pendapat terhadap RUU tentang Minerba dan telah diputuskan dengan Surat Keputusan DPD Nomor 13/DPD RI/I/2018-2019 pada Sidang Paripurna tanggal 18 Oktober 2018,”kata Sultan dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (11/4).

“Selanjutnya Pandangan DPD tersebut telah diserahkan kepada DPR RI,”tambahnya.

Ia pun mengakui, RUU Minerba belum sempat dibahas pada periode keanggotaan DPR tahun 2014-2019. Maka berdasarkan kesepakatan tripartit antara DPR RI, DPD RI, dan Pemerintah, RUU tersebut akan dibahas pada Prolegnas 2020-2024.

“Sesuai kesepakatan pada rapat tripartit antara DPR, DPD dan Pemerintah pada saat pembahasan Prolegnas 2020-2024, bahwa RUU tentang Minerba menjadi RUU carry over dimana pembahasannya dilanjutkan tanpa pembahasan DIM lagi,” jelas Sultan.

Lebih lanjut, Sultan mengatakan sesuai Putusan MK No. 92/PUU-X/2012, pembahasan RUU tertentu yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah, harus melibatkan DPD RI sejak pembahasan tingkat I. Ketua DPR RI sendiri telah bersurat kepada DPD RI tanggal 16 Maret 2020 dengan tujuan untuk meminta pandangan DPD terhadap RUU tersebut.

“DPD RI belum sependapat dengan pendapat yang berkembang di masyarakat yang menyatakan bahwa RUU Minerba cacat hukum. Hal ini karena RUU tersebut masih terus berproses dan belum disahkan,” tegasnya.

Senator asal Bengkulu ini mengatakan, sebagai negara hukum, setiap kebijakan yang diambil Pemerintah Pusat haruslah memiliki dasar hukum yang tegas dan tepat, serta dilaksanakan berdasarkan hukum peraturan perundang-undangan yang ada guna memenuhi unsur kepastian hukum bagi masyarakat dan daerah.

Oleh karena itu, DPD RI siap bersama DPR dan Pemerintah melakukan pembahasan terkait RUU Minerba.

“DPD RI sebagai lembaga negara yang memiliki fungsi mewakili daerah dalam setiap kebijakan yang diambil di tingkat pusat tentunya dengan tangan terbuka perlu menerima masukan dan menampung aspirasi dari semua kelompok lapisan masyarakat di daerah agar dapat ditindaklanjuti untuk dibicarakan dalam rangka pembahasan RUU dimaksud,”pungkasnya.

Recent Posts

Puan Harap Muhammadiyah Terus Berkhidmat dan Melayani Umat di Milad ke-113

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan selamat kepada Muhammadiyah, yang hari ini…

55 menit yang lalu

Prof Rokhmin Dorong Arah Baru RUU Pangan, RI Tidak Boleh Tergantung pada Impor

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri, menegaskan, Indonesia harus berani…

1 jam yang lalu

KKP Terus Selaraskan Tata Ruang Pertahanan dalam Tata Ruang Laut Nasional

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berkomitmen menyelaraskan tata ruang pertahanan dalam…

2 jam yang lalu

Menteri UMKM Tegaskan Pentingnya Perkuat Skema Penyaluran dan Penjaminan KUR

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan pentingnya penguatan…

3 jam yang lalu

Panglima TNI Dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan Pasukan Pendarat Korps Marinir

MONITOR, Jakarta - Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto resmi dikukuhkan sebagai Warga Kehormatan Korps…

5 jam yang lalu

ALKIS Desak Indonesia Ambil Peran Nyata dalam Krisis Kemanusiaan Sudan

MONITOR, Jakarta - Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Sudan (ALKIS) menyerukan langkah cepat pemerintah Indonesia dalam…

6 jam yang lalu