Jumat, 19 April, 2024

Kemendikbud Galang Dukungan Pengembang Teknologi Pendidikan untuk Pembelajaran Daring

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus melakukan koordinasi dan mendorong para penyedia teknologi dan penyedia konten pendidikan untuk bergotong royong mendukung pembelajaran dalam jaringan (daring).

Hal ini dilakukan sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang mengimbau masyarakat terutama di wilayah terdampak untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah sebagai upaya membatasi interaksi (social distancing) demi mencegah penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19).

Kemendikbud mencatat, sampai Rabu, 18 Maret 2020, terdapat 12 mitra swasta di bidang teknologi pendidikan yang telah menyatakan dukungan terhadap pembelajaran daring.

Melalui Surat Edaran Nomor Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meminta agar aktivitas pembelajaran di daerah terdampak CoronaVirus Disease (Covid-19) tetap berjalan dengan memanfaatkan teknologi.

- Advertisement -

“Beragam aktivitas pembelajaran bisa dilakukan oleh siswa dan mahasiswa dari rumah atau tempat tinggal masing-masing. Kita akan terus memfasilitasi program belajar dari rumah ini sesuai arahan Bapak Presiden,” disampaikan Mendikbud Nadiem di Jakarta, Kamis (19/3).

Sebelumnya, Presiden telah mengumumkan beberapa mitra swasta yang bekerja sama dengan Pemerintah dalam memberikan layanan pembelajaran daring. Di antaranya Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius.

“Mendikbud telah memanajemeni ini, mengkoordinasi ini, sehingga hari ini kita mendapatkan bantuan gratis untuk belajar lewat online,” ujar Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (16/3/2020).

Belakangan, beberapa penyedia layanan pendidikan daring yakni Cisco System Indonesia, ICANDO, IndonesiaX, MejaKita, dan Udemy juga turut bergabung.

Marina Kacaribu, Country Managing Director dari Cisco Systems Indonesia berkomitmen untuk ikut serta dalam kolaborasi membantu pendidikan di Indonesia agar tetap terus berjalan di tengah wabah Covid-19.

Guru dan murid tetap dapat menjalankan proses belajar-mengajar melalui Cisco Webex secara gratis. Cisco Webex adalah teknologi kolaborasi yang dapat digunakan sebagai media tatap muka virtual antara guru dan murid. Guru akan mengajar seperti biasa melalui video, termasuk berbagi konten presentasi dan berinteraksi dengan papan tulis digital melalui layar komputer/smartphone.

“Selain itu, Cisco Webex juga menyediakan ruang kelas digital berbasis messaging, sehingga guru dan murid dapat tetap berdiskusi dan berbagi materi melalui fitur group chat di Cisco Webex Teams yang kami sediakan,” tutur Marina.

Syaiful Lokan, Pendiri dan Direktur Utama ICANDO menjelaskan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tidak boleh luput dari perhatian di tengah merebaknya wabah COVID-19 di Indonesia.

ICANDO yang fokus pada Pendidikan Anak Usia Dini merupakan aplikasi yang bisa didapatkan secara gratis di Google Play Store dilengkapi dengan konten yang dikembangkan selaras dengan Kurikulum 2013 berbasis Game-based Education sehingga cocok untuk anak usia dini.

ICANDO menjadikan belajar sebagai sesuatu yang menyenangkan dan tidak membebani anak-anak.

“Aplikasi ICANDO yang berisi lebih dari 200 mini games mulai dari literasi bahasa, literasi matematika, hidup sehat, dan karakter memberikan akses pembelajaran jarak jauh secara daring atau online untuk anak-anak usia dini agar tetap mendapatkan pembelajaran yang berkualitas dengan menyenangkan,” jelas Syaiful.

Lucyanna Pandjaitan, Pendiri IndonesiaX mengungkapkan bahwa pihaknya mendukung program pemerintah di masa sulit ini untuk belajar di rumah secara daring.

IndonesiaX telah berpengalaman dalam mendukung penyediaan akses belajar bagi masyarakat melalui kursus-kursus berkualitas yang dibawakan oleh para instruktur terbaik bangsa.

Sejak diluncurkan tahun 2015 hingga sekarang, tercatat lebih dari 500.000 pembelajar yang terdaftar di kursus daring yang dapat diakses secara gratis.

“IndonesiaX berkomitmen meningkatkan kecerdasan bangsa melalui penyediaan kursus daring gratis untuk mengurangi disparitas/kesenjangan pendidikan di negeri ini,” ujar Lucyanna.

Aktsa Efendy, Pendiri MejaKita menjelaskan bahwa platform yang dibangunnya secara mandiri sejak 2016 ini dapat menjadi salah satu solusi pembelajaran untuk siswa dan guru yang membutuhkan pembelajaran daring di waktu yang sulit seperti ini.

MejaKita merupakan platform pendidikan daring yang memberdayakan siswa di berbagai wilayah di Indonesia untuk berkolaborasi dalam pembelajaran. Penyajian materi dilakukan secara tematis dan dilengkapi forum diskusi yang bisa dimanfaatkan untuk tanya jawab. Platform ini sudah digunakan 15,000+ siswa di 223 kota.

“Kami memiliki materi pembelajaran dari SD-SMA yang gratis dan cukup lengkap, serta ribuan catatan yang sudah diunggah oleh murid-murid di komunitas pelajar kami di seluruh Indonesia. MejaKita mendukung teman-teman yang harus belajar di rumah untuk tetap dapat berdiskusi PR, soal dan tugas, serta berbagi catatan dan materi pembelajaran lainnya,” jelas Aktsa.

Dihubungi secara terpisah di San Fransisco Amerika Serikat, Gregg Coccari, Chief Executive Officer Udemy juga menyatakan sebagai marketplace belajar dan mengajar terbesar di dunia, Udemy menyediakan materi keterampilan agar setiap individu dapat berkembang dengan sukses sesuai kebutuhannya.

Situasi yang tidak kondusif akibat wabah Covid-19 menyebabkan semakin banyak orang membutuhkan dukungan platform daring untuk tetap belajar maupun mengajar.

Udemy siap membantu para pendidik untuk menjadi pengajar daring melalui program bersama komunitas yang telah disiapkan.

“Kami dengan senang hati menyambut pengajar Indonesia untuk bergabung dengan lebih dari 57.000 instruktur/pengajar ahli untuk bisa ikut mengajarkan materinya dan menambah jumlah kursus yang sudah mencapai lebih dari 150.000 kursus di Udemy,” terang Gregg.

Sementara itu, Gogot Suharwoto, Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud mengungkapkan, rata-rata pengunjung Portal Rumah Belajar pada awal tahun 2020 adalah 17.000 – 20.000 pengunjung per hari. Namun, pada tanggap darurat Covid-19, lonjakan pengunjung terjadi di Rumah Belajar, yaitu rata-rata 300 ribu pengunjung.

“Fitur-fitur Rumah Belajar disiapkan sebagai media pembelajaran daring, untuk memberikan pengayaan dan remedial, serta memberikan pengalaman belajar dari mana saja, kapan saja. Kami sedapat mungkin memberikan kemudahan memperoleh pembelajaran daring dan konten pembelajaran”, ujar Gogot.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER