PARLEMEN

DPR Sarankan Pemerintah Contoh Negara Lain dalam menangani Virus Corona

Monitor, Jakarta – Jumlah masyarakat yang positif terinfeksi Covid-19 tercatat sudah mencapai 172 orang. Dari total tersebut jumlah korban meninggal masih tetap sama, yaitu 5 orang dan 9 orang telah dinyatakan sembuh.

Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua DPR RI  Rachmat Gobel menilai, pemerintah masih kurang responsif terkait peningkatan kenaikan penularan virus corona, oleh sebab itu ia memberikan beberapa catatan kepada pemerintah agar dapat mengantisipasi jika terjadi lagi di masa yang akan datang.

“Jujur harus diakui, penanganan yang sekarang memang terlihat agak gagap karena kalah cepat dengan kemunculan penderita positif Covid-19,” ujar Gobel dalam keterangan resminya, Rabu (18/3/2020).

Lebih lanjut, politisi partai Nasdem tersebut menyoroti langkah Pemerintah yang kurang cepat dalam mempersiapkan mitigasi bencana penanganan penyebaran virus Corona.

Gobel menilai langkah Pemerintah dalam mitigasi dinilai kurang maksimal ketika pemerintah mengumumkan adanya kasus Covid-19 yang menimpa dua Warga Indonesia Indonesia (WNI), beberapa waktu lalu.

Ia menegaskan Pemerintah Indonesia seharusnya lebih antisipasi sejak awal adanya penularan virus Corona di China pada Desember 2019 lalu dan menyebar hingga ke beberapa negara secara cepat.

Pemerintah seharusnya mencontoh proses mitigasi yang dilakukan oleh negara seperti China, Jepang, Korsel, Singapura, dan beberapa negara Eropa yang dinilainya sukses efektif menangani kasus tersebut.

“Bagaimana mereka menangani pasien sesuai standar WHO sampai virus tersebut berhasil ditekan. Bagaimana mereka sampai akhirnya bisa menyembuhkan pasien yang datang secara masif,” tandas Gobel.

DPR menurut Gobel akan mewacanakan pertemuan pemerintah dengan DPR untuk membicarakan alokasi dana talangan. Atau ada pos dana darurat yang sudah dialokasikan dalam APBN untuk segera dicairkan begitu terjadi pandemi seperti sekarang ini.

Menurutnya, semua itu harus dilakukan secara sistem. Tidak bisa ad hoc atau parsial. Sebab kata Gobel, hasilnya akan sia-sia begitu kasus pandemi ini selesai.

“Hal yang juga tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah bagaimana  persiapan rumah sakit rujukan yang benar-benar taat standar operasi prosedur (SOP). Bagaimana sumber daya medisnya memadai dan cukup atau tidak. Persiapan obat, alat pelindung medis, serta logistik ke rumah sakit, baik pangan hingga farmasi bisa berjalan dengan baik atau tidak,” pungkasnya. 

Recent Posts

Layanan Qur’an Kemenag Tembus 55.873.751 Pengguna, LPMQ Segera Rilis Chat Qur’ani Berbasis AI

MONITOR, Jakarta -  Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kementerian Agama (Kemenag) mencatat sejak diluncurkan pada…

38 menit yang lalu

Fahri Hamzah Bertemu Presiden IsDB Group Bahas Kolaborasi Pembiayaan Perumahan

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Perumahan (Wamen) dan Kawasan Permukiman (PKP) RI sekaligus Wakil Ketua…

2 jam yang lalu

Akademisi Kritik Asas Dominus Litis RKUHAP: Pembuat Kebijakan Harus Hati-hati

MONITOR, Jakarta - Civitas Akademika UIN Jakarta dalam diskusi bertajuk "Menyoal Sentralisasi Kewenangan Penegakan Hukum…

6 jam yang lalu

Menag Gaungkan Moderasi dan Pembangunan Berkelanjutan di Washington DC

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar, menegaskan bahwa kerukunan antarumat beragama memberikan kontribusi signifikan…

7 jam yang lalu

Penjelasan KH Moqsith tentang Wukuf di Arafah dan Keutamaannya

MONITOR, Makkah - Arafah menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan ibadah haji. Tidak sah haji seseorang…

10 jam yang lalu

Catatan kecil atas Reformasi 1998; Strategi Gattopardo, Berubah agar Segalanya Tetap Sama!

Abdul HakimPengajar Studi Perbandingan Politik STISNU Nusantara Tangerang Dalam dunia politik dan kekuasaan, terdapat strategi…

12 jam yang lalu