Jumat, 29 Maret, 2024

Kementan Dorong Pengembangan Usaha Komoditas Ubi Kayu

MONITOR, Jakarta – Komoditas ubi kayu merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang berkontribusi dalam pembangunan pertanian. Untuk itu, dalam RPJMN tahun 2020, salah satu prioritas dalam sasaran akses dan kualitas konsumsi pangan yakni produksi umbi-umbian dengan target samapai tahun 2024 sebesar 25,5 juta ton.

Hal itu disampaikan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan, Gatut Sumbogodjati pada acara Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Jakarta, Kamis (11/3).

“Untuk mencapai target tersebut tentunya pemerintah tidak mampu bekerja sendiri, perlu adanya bantuan dan dukungan dari semua pihak agar target tersebut dapat tercapai”,ungkap Gatut

Adapun target dari kementerian pertanian yaitu Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) komoditas pertanian termasuk komoditas Ubi Kayu, target tersebut di harapkan dapat mendorong petani melakukan usaha di bidang pertanian.

- Advertisement -

“Dari data yang diperoleh dari pusat data pertanian dan badan karantina pertanian ekspor produk olahan dari komoditas ubi kayu sudah mencapai beberapa negara diantaranya Inggris,Amerika,Jepang,Hongkong,Korea dan New zealand ini merupakan peluang bagi patani untuk melakukan usaha budidaya komoditas ubi kayu,” ujar Gatut.

Tahun 2020 ini dengan keterbatasan anggaran yang ada pemerintah memberikan bantuan kepada 19 provinsi untuk 20.000 hektar, senilai 1,1 juta per hektar, berupa bantuan pupuk organik.

Gatut menambahkan bahwa Direktorat Jenderal Tanaman Pangan mengajak semua pihak untuk dapat mendukung mulai dari pembinaan yang dapat diakses melalui sistem yang sudah di bangun oleh Menteri Pertanian Bapak Syahrul Yasin Limpo yaitu Kostra Tani yang ada di Kecamatan-kecamatan yang dapat di koordinasikan oleh Balai Penyuluhan Pertanian nanti temen-temen kementan dan dinas pertanian provinsi mengontrol di situ.

Kemudian jika petani belum memiliki akses pasar kami mempasilitasi aplikasi-aplikasi dan startup-startup yang selama ini digunakan.

“Contohnya aplikasi SARITA (Sistem Informasi Agribisnis Tanaman Pangan) dengan adanya aplikasi ini petani dapat mencari pedagang dan eksportir dengan mudah karena sudah akses layanan olnline,” ungkap Gatut.

Di akhir sambutan Gatut menyampaikan pesan Direktur Jenderal Tanaman Panagn kepada peserta FGD khususnya anggota MSI “Untuk teman MSI saya berharap untuk dapat membantu dan berkontribusi dalam pembanguan pertanian,” tutup gatut.

Sementara itu Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Suharyo mengucapkan terima kasih untuk data2 yan telah di paparkan karena data2 tersebut dapat menjadi referensi untuk menyusun usulan-usulan atau saran sebagai bahan pertimbangan pemerintah membuat kebijakan khususnya di komoditas Ubi kayu

Sekedar informasi, kegiatan FGD tersebut merupakan hasil kerjasama Ditjen Tanaman Pangan bersama Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) dan International Centre for Trofical Agriculture (CIAT). Turut hadir perwakilan dari Kementerian Pertanian, Kementerian Perekonomian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian UKM dan Koperasi, LIPI, dan Dinas Pertanian Daerah.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER