PARLEMEN

Peringati Women’s Day 2020, Politikus PDIP Sentil Konsep RUU Ketahanan Rumah Tangga

MONITOR, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI, Ribka Tjiptaning mengajak perempuan Indonesia untuk berani tampil di depan, baik dibidang sosial, ekonomi, budaya, maupun politik.

Hal itu disampaikan Ribka yang disampaikan kepada awak media dalam rangka memperingati ‘Hari Perempuan Sedunia,’ yang dilaksanakan setiap tanggal 8 Maret.

“Jika pada jaman dulu perempuan ingin terbebas dari belenggu feodalisme dalam keluarga dan masyarakat, saatnya kini tampil di depan dan mendobrak dogma-dogma yang menghambat kemajuan perempuan,” kata Ribka, di Jakarta, Minggu (8/3).

Ia berpandangan, seruan ini harus terus didengungkan kepada para kaum perempuan, yang kecenderungan belakangan saat ini keberadaan perannya justru kian  terpinggirkan. Terutama, sambung dia, dalam dunia perpolitikan di Indonesia.

“Bukan hanya didengungkan kelompok intoleran saja, bahkan parlemen hari-hari ini memasukan RUU Ketahanan Rumah Tangga dalam Prolegnas 2020. Pada dasarnya RUU itu mengandung aspek diskriminasi gender,” ungkap politikus PDI Perjuangan itu.

Masih dikatakan politisi perempuan yang dalam sejarahnya pernah melawan kediktaktoran Soeharto itu mengungkapkan bahwa isi dalam rancangan UU itu, yakni suami memiliki kewenangan menyelenggarakan resolusi konflik dalam keluarga, sedangkan istri hanya dalam ranah domestik seperti mengurusi urusan rumah tangga dan menjaga keutuhan keluarga.

“Ini langkah mundur, dan kaum perempuan harus bersatu melawannya,” serunya.

Dalam peringatan Hari Perempuan Sedunia ini, Ribka juga memberi apresiasi dan penghormatan terhadap kisah perjuangan Ibu Yani yang anaknya pasien cuci darah dan seorang penyandang disabilitas bernama Yustitia Arif.

Ibu Yani seorang diri membesarkan anak-anaknya yang masih kecil. Salah satu anaknya yang berumur 11 tahun bernama Teo menjadi pasien cuci darah. 

“Walau seorang diri karena suaminya pergi dari kehidupannya, sang ibu tetap tegar dan bersemangat menginginkan anaknya sehat kembali.

Cinta kasih yang tulus telah menghantarkan sang ibu menyerahkan satu ginjalnya buat sang anak. November kemarin sang anak telah mendapatkan ginjal barunya. Hari ini Teo sudah bisa sekolah dan tak perlu cuci darah lagi.

“Bagi saya, ibu Yani dan Yustitia Arief adalah figur perempuan-perempuan yang tangguh. Berani tampil di depan dan teguh berjuang tentang apa yang diyakininya,” pungkasnya.

Recent Posts

Tiga Jurnal UIN Bandung Raih Peringkat SJR dan Quartile 2024

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung kembali mencatatkan prestasi internasional.…

6 jam yang lalu

Kaskoopsud II Hadiri Panen Raya Padi Serentak di Bone

MONITOR, Makassar - Kepala Staf Komando Operasi Udara II Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos.,…

9 jam yang lalu

Wapres Gibran Tinjau Pengaturan Lalu Lintas Arus Balik Idulfitri 2025 di JMTC

MONITOR, Bekasi - Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka bersama Wakil Menteri Badan Usaha…

13 jam yang lalu

Jasa Marga Catat 1,4 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek pada H1 s.d H+5 Libur Idulfitri 2025, 63,4 Persen Kembali ke Jabotabek

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.454.010 kendaraan kembali ke wilayah…

13 jam yang lalu

Hadiri Panen Raya Bersama Prabowo, Prof Rokhmin: Kita Harus Pastikan Petani Sejahtera

MONITOR, Majalengka - Kementerian Pertanian bersama Kabinet Merah Putih menggelar Panen Raya Padi Serentak di…

17 jam yang lalu

DPR Inisiasi Resolusi Darurat Terkait Myanmar di Sidang Forum Parlemen Dunia

MONITOR, Jakarta - Delegasi DPR RI menyampaikan kecaman terhadap kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar…

17 jam yang lalu