EKONOMI

Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Harus Dimulai dari Peningkatan Kapasitas Nelayan

MONITOR, Bandung – Pakar Kemaritiman yang juga guru besar IPB, Rokhmin Dahuri mengatakan pembangunan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dalam rangka pemberdayaan masyarakat membutuhkan berbagai strategi diantaranya pengembangan sektor perikanan, sektor pariwisata bahari serta konsep pengembangan daerah tepian.

Hal tersebut disampaikan Rokhmin yang saat ini menjabat sebagai ketua penasehat menteri kelautan dan perikanan itu saat menjadi narasumber kuliah umum “Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pulau-pulau Kecil menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia yang dilaksanakan oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Kamis (5/3/2020).

“Penguatan dan pengembangan teknologi penanganan (handling) dan transportasi hasil perikanan, peningkatan kualitas dan daya saing industri pengolahan hasil perikanan tradisional dan peningkatan kualitas dan daya saing industri pengolahan hasil perikanan modern, merupakan tiga poin penting untuk pengembangan sektor perikanan,” ujarnya.

Sementara terkait pengembangan pariwisata bahari, Duta Besar Kehormatan Jeju Island Korea Selatan itu menjabarkan lima langkah penting yakni Revitalisasi, Pengembangan produk, pembangunan baru infrastruktur, promosi dan kapasitas kerja pemerintah daerah beserta ASN.

“Revitalisasi semua objek dan destinasi wisata yang ada untuk menciptakan daya tarik, daya saing, dan sustainabilitynya meningkat. Kembangkan produk, obyek, dan destinasi wisata baru (product development) yang lebih menarik, berdaya saing, efisien, dan sustainable,” paparnya.

Hal lain yang tidak kalah penting untuk mendorong pengembangan dan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau menurut mantan menteri kelautan dan perikanan itu adalah pembangunan infrastruktur, fasilitas, dan amenitas pariwisata, promosi dan pemasaran serta Capacity building ASN dan masyarakat untuk lebih ramah terhadap wisatawan, pengunjung, dan tamu.

Diantara berbagai strategi tersebut, kunci pemberdayaan masyarakat pesisir menurut Rokhmin harus dimulai dari peningkatan kapasitas dan kesejahteraan nelayan. Pasalnya, pembangunan sektor kelautan dan perikanan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi baik skala lokal maupun regional masih belum optimal, salah satunya karena pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan nelayan dan masyarakat pesisir masih sering diabaikan.

“Setidaknya ada tiga persoalan mendasar yang masih menjadi problem nelayan di Indonesia dalam meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya. Yaitu minimnya penyuluhan dan pendidikan, tidak ada jaminan harga jual hasil nelayan, sulitnya akses modal perbankan, dan kebijakan pemerintah yang justru mempersulit usaha perikanan,” terangnya.

“Nelayan tidak mempunyai jaminan harga dalam menjual hasil tangkapnya ke pengepul, padahal harganya tinggi ditingkat pengecer. Jalur distribusinya panjang. Mereka juga sulit keluar dari kondisi ini karena dihadapkan pada persoalan hutang bekal selama melaut dan hasil tangkapan yang harus segera dijual jika tidak ingin harganya makin jatuh. kita masih sulit lepas dari tengkulak dan hutang. Dalam satu tahun paling efektif melaut hanya 6 bulan, disini harusnya pemerintah hadir misalkan dengan serius mewujudkan koperasi,” tandasnya.

Strategi pemberdayaan masyarakat pesisir dengan memberikan pendidikan dan penyuluhan bagi nelayan khususnya dalam menggunakan dan memanfaatkan alat dan teknologi perikanan terkini mutlak dilakukan.

Sementara untuk pengembangan sektor perikanan budidaya termasuk industri kelautan lainnya seperti rumput laut harus didukung secara kongkret salah satunya dengan akses kredit dan bunga bank harus terjangkau.

“Bunga kredit kita untuk sektor perikanan masih sangat tinggi. Bahkan paling tinggi diantara negara-negara ASEAN. Jika persoalannya bank mempertimbangkan resiko, harusnya pemerintah hadir disitu sebagai penjamin seperti melalui badan usaha milik pemerintah,” tandasnya.

Recent Posts

Direktur Operasi dan Layanan Jasa Marga Terima Kunjungan Kerja Asdep Kemenko Bidang Perekonomian RI

MONITOR, Cikampek - Direktur Operasi dan Layanan Jasa Marga Fitri Wiyanti terima kunjungan kerja Asisten…

27 menit yang lalu

Menperin Tunjukkan Cinta Produk Dalam Negeri di World Expo Osaka 2025

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menunjukkan komitmennya dalam mencintai dan…

2 jam yang lalu

Tunjangan Profesi 227.147 Guru Bukan ASN Binaan Kemenag Naik Rp500Ribu

MONITOR, Jakarta - Tunjangan profesi bagi ratusan guru bukan ASN (Aparatur Sipil Negara) binaan Kementerian…

7 jam yang lalu

Sekjen Partai Gelora Yakin Suatu Saat Nanti akan Tercipta Perdamaian di Tanah Palestina

MONITOR, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Mahfuz Sidik meyakini, bahwa tanah…

8 jam yang lalu

Tilawati Kukuhkan Standar Baru Guru Al-Qur’an Lewat LSP dan JAMHATI

MONITOR, Jakarta - Gerakan pendidikan Al-Qur’an di Indonesia memasuki babak baru. Melalui Silaturahim Tilawati Nasional…

13 jam yang lalu

Guru Besar UIN Jakarta Soroti Tiga Dimensi Strategis Asta Protas Kementerian Agama

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama meluncurkan delapan program prioritas bertajuk Asta Protas untuk periode 2024–2029.…

13 jam yang lalu