MONITOR, Wamena – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah menyelesaikan pembangunan rumah khusus (Rusus) bagi masyarakat korban kerusuhan di Wamena, Papua yang terjadi pada 23 September 2019 silam sebanyak 193 unit. Program penyediaan rumah khusus tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat terdampak untuk kembali memiliki rumah di atas lahan yang mereka miliki.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, rumah khusus adalah program Kementerian PUPR yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan khusus, seperti nelayan, guru, tenaga medis, TNI/Polri, petugas di daerah perbatasan dan pulau terpencil, dan termasuk pemukiman kembali pengungsi korban bencana alam /sosial.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dalam kunjungan kerja meninjau progres rehabilitasi pasca kerusuhan Wamena yang dikerjakan Kementerian PUPR mengatakan, sangat mengapresiasi pembangunan kembali sejumlah infrastruktur yang rusak termasuk rekonstruksi sejumlah rumah warga.
“Pembangunan rumah khusus sebanyak 193 unit yang dibantu ZENI TNI AD ini terbilang cepat,” kata Bambang di Wamena, Selasa (3/3/2020).
Direktur Rumah Khusus Ditjen Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR Christ Robert Marbun mengatakan, pembangunan rumah khusus tersebut dilakukan melalui kerjasama swakelola antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR dengan Direktorat ZENI TNI AD.
Sebanyak 193 Unit Rusus tipe 36 yang dibangun tersebut berada di Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya dan tersebar di seluruh distrik. Menurut Robert, dari total pembangunan rusus yang sudah dilaksanakan sejak Desember 2019 lalu, sebanyak 20 unit sudah selesai dibangun dengan unit yang sudah dihuni sebanyak 10 rumah. Sedangkan 173 rumah akan dilakukan pada tahap ke-2.
Nilai kontrak untuk pembangunan 20 unit rumah khusus adalah Rp12,69 miliar. Adapun, pelaksanaan pembangunan dilakukan selama dua bulan dengan lokasi yang tersebar di lima wilayah yakni sebanyaj 6 unit di Distrik Wouman, 6 unit di Distrik Pikhe, 1 unit di Jalan Thamrin Kota Wamena, 1 unit di Jalan Hom Hom Kota Wamena, dan 3 unit di Kota Wamena.
Selanjutnya pada tahap kedua, sebanyak 173 rumah ditarget akan rampung seluruhnya pada sekitar Juni 2020. Pembangunan rusus didasarkan atas pengajuan dari warga yang ingin rumahnya dibangun kembali, untuk memastikan rumah tersebut akan dihuni kembali,” ujar Robert.
Efrem Yarwuan (57) yang bekerja sebagai Guru di SD YTPK Santo Yakobus Kone Lama Wamena menyatakan sangat berterima kasih atas dibangunnya kembali rumah miliknya yang hancur akibat kerusuhan. Lokasi rumahnya bertepatan di samping Pasar Wouma yang juga hancur pada saat kerusuhan.
“Proses pengajuannya saat itu cukup mudah, hanya perlu melampirkan Surat Permohonan dari korban, Surat Keterangan dari Kepolisian, fotokopi kartu keluarga, dan KTP. Usai kerusuhan saya sempat mengungsi ke kampung halaman di Maluku, dan saya mendapat kabar Januari 2020 lalu rumah saya sudah selesai dan bisa dihuni,” tutur Efrem.