MONITOR, Jakarta – Tepat hari ini, 14 Februari 2020, jutaan warga Nahdliyin memperingati 149 tahun lahirnya Hadratusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari ke dunia. Dalam catatan sejarah, ulama besar ini memiliki jasa sangat besar bagi bangsa Indonesia.
KH Hasyim Asy’ari berhasil mengharmoniskan hubungan agama dan negara, bahkan kedudukannya saling memperkuat. Sepanjang hidupnya, beliau pun dikenal sebagai ulama besar sekaligus nasionalis.
“Bersyukur Indonesia memiliki tokoh besar, nasionalis sekaligus ulama; ulama sekaligus nasionalis. Beliau berhasil merumuskan hubungan agama dan negara. Bagi beliau, agama dan negara tidak saling bertentangan. Bisa berjalan seiring. Bahkan saling memperkuat,” ujar Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU, Robikin Emhas, Jumat (14/2).
Berkat jasa pendiri organisasi Nahdlatul Ulama atau NU ini, agama dan negara bisa berelasi dengan baik. Tidak ada konflik yang terjadi tanpa penyelesaian, misalnya saja negara di kawasan Timur Tengah.
Dalam pemikiran KH Hasyim Asy’ari, hubungan negara dan agama dirumuskan dengan ungkapan yang sangat bernas yakni hubbul wathan minal iman atau kecintaan terhadap Tanah Air yang merupakan sebagian dari iman. Artinya, nasionalisme merupakan bagian terpenting dari ajaran agama.
Mengingat jasa beliau yang sangat besar bagi negeri ini, Robikin pun menyebut Indonesia dan dunia berhutang kepada sosok Hasyim Asy’ari. Dalam momentum 149 tahun ini, ia mengimbau seluruh warga Nahdliyin di seluruh penjuru dunia untuk bersama-sama berdoa dan merefleksikan perjuangan serta jasa yang ditorehkan oleh ulama asal Jombang, Jawa Timur, itu.
“Warga NU di seluruh penjuru dunia berdoa untuk beliau dan para pendiri NU lainnya, serasa mengingat dawuh dan perjuangan para pendiri NU,” seru Robikin Emhas.
“Hal yang selalu direfleksikan dalam momen ini antara lain mengingatkan kembali jasa beliau yang luar biasa, yakni keberhasilan beliau mengharmoniskan hubungan agama dan negara,” tambahnya.