Sabtu, 27 April, 2024

DKI Jakarta Siapkan 1000 Ton Bawang Putih untuk Operasi Pasar

MONITOR, Jakarta – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah bidang pangan, PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) dan Perumda Pasar Jaya melakukan operasi pasar bawang putih di sejumlah tempat. Sedikitnya, ada 1000 ton bawang putih yang disiapkan untuk kebutuhan warga Jakarta.

“Kalau Jakarta, kita punya candangan seribu ton atau sekitar 38 kontainer. Itu adalah impor terakhir dari kuota 2019. Karena kita tahu bahwa penerbitan RIPH dari Kementerian Pertanian dan surat persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan, tidak mungkin keluar Januari/Februari ini,” ujar Direktur Utama PT FSTJ, Arief Prasetyo Adi, di Jakarta, Kamis (6/2).

Operasi pasar bawang putih ini dilakukan di pasar Kramat Jati, Pasar Minggu, Kebayoran Lama, Tomang Barat, Pak Merah, Glodok, Jatinegara, Klender SS, Pasar Senen, Tanah Abang, Anyer Bahari, Pasar Baru Metro Atom, Gondangdia dan Johar Baru. Pihaknya menyediakan dua jenis bawang putih dengan harga lebih murah dari pasar.

“Iya, itu hasil kuota impor dari China. Ada bawang putih Kaiting kita tarif Rp 20 ribu per 500 gram dan bawang putih Jonan Rp 17.500 per 500 gram. Saat ini, harga bawang putih di pasaran Rp 45 ribu – Rp 60 ribu per kilogram. Karena pasokan bawang putih ini sudah mulai berkurang, jadi harganya tergantung market,” katanya.

- Advertisement -

Diakuinya, pengendalian harga bawang putih saat ini sulit dilakukan jika pemerintah melalui BUMD tidak segera melakukan action, salah satunya dengan mendatangkan komoditas itu dari daerah atau negara lain. Meski demikian, akunya, BUMD bidang pangan DKI terus berupaya menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di Jakarta dengan program pasar murah.

“Hampir setiap hari kita melakukan pasar murah dan operasi pasar. Jadi, FSTJ sebagai BUMD pangan Jakarta memberikan stabilitas pasokan dan harga bawang putih. Tapi memang, kondisi market pasokan bawang putih secara keseluruhan berkurang,” jelasnya.

Dalam operasi pasar ini, pihaknya tidak akan mengeluarkan bawang putih secara sekaligus. Dia mengaku telah menyewa coldroom atau ruang pendingin agar usia bawang putih ini bisa bertahan lama hingga kuota impor diturunkan dari Kementerian Pertanian.

“Nanti kita atur distribusi secara bertahap. Agar bawang putih ini bisa dibeli masyarakat langsung, bukan trader. Kalau sekarang dilepas semuanya, berapapun harganya bisa diambil sama trader. Makanya pemerintah harus punya stok melalui BUMN atau BUMD,” tegasnya.

Arief memastikan, komoditas bawang putih dari China ini terbebas dari virus corona. Namun melambungnya harga bawang putih ini, ucapnya, bukan dikarenakan isu virus Corona, melainkan stok plbawang ptuih mulai menipis karena kuota impor masih belum terbit.

Sebelumnya, Kepala Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun mengatakan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mulai mengalami kekurangan pasokan bawang putih impor, Senin (3/2). Biasanya, kata Agus, pasokan bawang putih mencapai 30–40 ton per hari untuk kebutuhan Jakarta. Tapi saat ini hanya tersedia 4 ton saja.

Berkurangnya pasokan bawang putih dari Tiongkok ke Pasar Induk Kramat Jati terjadi secara berkala sejak beberapa hari terakhir. Awalnya, katanya pasokan yang sampai seberat 16 ton, namun hari ini tersisa empat ton.

“Bawang putih kita masih bergantung pada impor dari Tiongkok. Isu di sana ada berkembang kendala korona, kemungkinan terjadi pembatasan impor dari Tiongkok,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER