PARLEMEN

Kunjungi Rumah Bung Karno di Bengkulu, LaNyalla Sempatkan Gelar Shalat Zhuhur

MONITOR, Kota Bengkulu –Kunjungan hari kedua Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti bersama rombongan di Provinsi Bengkulu diisi dengan beberapa kegiatan. 

Mulai dari meninjau Pelabuhan Pulau Baai hingga dialog dengan para pengusaha yang tergabung dalam KADIN, IWAPI dan HIPMI, dan juga mampir ke Yayasan Pendidikan Najamuddin, yang dikelola keluarga besar Wakil Ketua III DPD RI Sultan Baktiar Najamuddin.

Yang menarik, di sela agenda yang padat dari pagi hingga petang itu, LaNyalla menyempatkan diri mampir ke Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, untuk melaksanakan sholat dhuhur. 

“Saya sempatkan napak tilas perjalanan perjuangan beliau di Bengkulu. Kebetulan pas tiba waktu dhuhur,  ya sholat sekalian di rumah bersejarah ini,” kata LaNyalla dalam keterangannya sebelum meninggalkan bangunan Cagar Budaya yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bengkulu itu, Selasa (21/1) siang. 

Setelah melihat-lihat seluruh ruangan dan foto serta koleksi benda-benda milik Bung Karno, LaNyalla langsung menuju halaman belakang rumah berarsitektur perpaduan Eropa dan Cina itu. 
Di bagian belakang bangunan rumah seluas 10×20 meter itu terdapat sumur tempat sang Proklamator menimba air untuk keperluan sehari-hari.

LaNyalla pun langsung menimba air dan menggunakan untuk wudhu. Segegas kemudian, lelaki kelahiran 10 Mei 1959 itu pun menuju kamar Bung Karno untuk menggelar sajadah dan sholat.

Seperti diketahui, di rumah tersebut terdapat barang-barang peninggalan Soekarno. Mulai dari 300-an buku berbahasa Belanda yang ada di ruang kerja Bung Karno, juga 120 pakaian pentas sandiwara Monte Carlo, lalu 22 koleksi foto, dan tempat tidur. Juga satu sepeda ontel, satu set kursi di ruang tamu, lemari makan, surat cinta Bung Karno untuk Fatmawati dan meja rias yang terdapat di kamar Bung Karno.

Seperti diketahui, rumah tersebut dibangun oleh seorang pedagang bahan bangunan kebangsaan Cina, Tjang Tjeng Kwai, pada tahun 1918. Setelah Indonesia merdeka, rumah tersebut pernah dijadikan markas perjuangan PRI, rumah dinas AURI, stasiun RRI, dan kantor pengurus KNPI Dati I dan II. 
Hingga pada tahun 1994 ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya. 

Recent Posts

Kemenag Buka Pendaftaran Program PKDP 2025

MONITOR, Jakarta - Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Ditjen Pendidikan Islam, Kemenag membuka pendaftaran…

8 menit yang lalu

Miris 1 Juta Lulusan Sarjana Nganggur, DPR: Ironi di Tengah Bonus Demografi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menanggapi rilis Badan Pusat Statistik (BPS)…

3 jam yang lalu

Polusi Udara Meningkat di Jakarta, DPR: Cerminan Buruknya Tata Kelola Emisi

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan menyoroti peningkatan polusi udara di…

4 jam yang lalu

Komisi IV DPR RI Apresiasi Langkah Kementan Kendalikan PMK

MONITOR, Surabaya - Komisi IV DPR RI menyampaikan apresiasi terhadap langkah-langkah konkret Kementerian Pertanian dalam…

5 jam yang lalu

Deklarasikan Diri Jadi Kabupaten UMKM, Wamen Helvi Apresiasi Inisiatif Pemda Situbondo

MONITOR, Jawa Timur - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Moraza…

5 jam yang lalu

Puan Dorong Pemerintah Bertindak Soal Ancaman Gugatan Brasil Terkait Kematian Turis Juliana di Rinjani

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani menanggapi isu yang berkembang terkait ancaman gugatan yang…

9 jam yang lalu