MEGAPOLITAN

Atasi Kerugian Banjir Ibukota, Bamus Betawi Minta Pemprov Belajar Sejarah

MONITOR, Jakarta – Pemprov DKI harus belajar dari sejarah dalam meminimalisir dampak kerugian banjir yakni dengan mengikuti jejak Raja Tarumanegara yang melakukan tindakan preventif agar masyarakatnya terminimalisir akibat dampak banjir di wilayahnya.

“Saya mengapresiasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang telah fokus dalam penanganan saat terjadi banjir sebagaimana sejarah telah mencatat sejak zaman Kerajaan Tarumanegara bahwa DKI Jakarta memang daerah rawan banjir,” ujar Sekretaris Umum Bamus Betawi Jakarta Timur Subhan Ansori, kepada MONITOR, Jumat (3/1).

Oleh karenanya, dikatakan Subhan, Pemprov DKI harus bertanggungjawab atas hilangnya aset pribadi yang hilang atau hanyut atas terjadinya banjir.

“Banyak keluhan masyarakat yang menyampaikan harus kemana mengadu dan siapa yang bertanggung jawab atas kehilangan asset pribadi mereka yang hanyut dan hancur akibat banjir,” terangnya.

Menurut Subhan, Gubernur jangan cengeng terhadap pengaduan dan tuntutan ganti rugi masyarakat yang terkena dampak akibat banjir di awal tahun 2020.

“Bila tidak kuat, angkat bendera putih saja,” tegasnya.

Menurutnya, tuntutan tersebut sangat relevan, melihat gubernur sangat lemah dalam melakukan tindakan preventif atau tindakan program pra datangnya banjir.

Lanjutnya, Aceh dan Nias belajar dari akibat peristiwa dahsyat Tsunami, maka di sana selalu dilakukan program sosialisasi simulasi penanganan bencana alam serta terpasangnya rambu-rambu evakuasi bila terjadi bencana alam.

“Jakarta seharusnya belajar lebih, apalagi siklus lima tahunan banjir besar pasti menyapa Jakarta dan titik-titik rawan bencana banjir sudah sangat terang benderang ada dalam wilayah monitor Pemda DKI Jakarta,” terangnya.

Subhan yang juga Wakil Ketua LPBH NU DKI Jakarta ini menyebut, Gubernur DKI Jakarta agar lebih memprioritaskan kebutuhan dasar masyarakat Jakarta yang berada di pusat-pusat kampong DKI Jakarta bukan lebih memprioritaskan APBD untuk trotoar yang berada di Jalan-jalan protokol atau wilayah gedung-gedung DKI Jakarta dan program lainnya yang kurang menyentuh masyarakat bawah secara langsung.

“Kebutuhan dasar masyarakat saja tidak diprioritaskan, bagaimana kami meminta pelestarian Kebudayaan Betawi menjadi bagian dari 5 prioritas program unggulan DKI Jakarta,” pungkasnya.

Recent Posts

Menag Hadiri Halalbihalal PBNU Bersama Anggota Keluarga NU

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas menghadiri Halalbihalal yang digelar Pengurus Besar…

2 jam yang lalu

Mejeng di Turki, Industri Alat Kesehatan Nasional Siap Dobrak Pasar Eropa

MONITOR, Jakarta - Industri alat kesehatan nasional terus berupaya untuk menembus pasar ekspor seiring dengan…

6 jam yang lalu

Konflik Timur Tengah, DPR: Pemerintah Perlu Lakukan Dialog Multilateral

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI Helmy Faishal Zaini meminta pemerintah melakukan upaya untuk…

7 jam yang lalu

Ikhtiar Pelindungan Jemaah Indonesia, dari Syarat Istithaah sampai Senam Haji

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Maklum, data…

10 jam yang lalu

Kemenangan Timnas U-23 Harus Jadi Momentum Mengembangkan Infrastruktur Olahraga Tanah Air

MONITOR, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan menaklukkan Korea Selatan dalam babak…

10 jam yang lalu

LBH GP Ansor Desak Nadiem Makarim Lindungi Mahasiswa Indonesia dari TPPO Berkedok Magang

MONITOR, Jakarta - LBH Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mendesak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan…

12 jam yang lalu