PARLEMEN

Hidayat Nur Wahid: Seharusnya Beragama jadi Solusi Konflik

MONITOR, Jakarta – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengatakan bahwa seharusnya sesama umat beragama menjadi solusi dari sebuah konflik, termasuk yang sedang terjadi di Asia.

Hal itu menanggapi kondisi umat beragama di Myanmar, Cina, Palestina, dan India menjadi korban konflik dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) oleh umat beragama lain.

“Karena, konflik anataragama bukan bagian dari ajaran agama-agama,” kata HNW, di Jakarta, Jumat (20/12).

Melihat kondisi umat beragama di Asia hari ini, kata Hidayat, seharusnya membuat semua umat beragama berpikir lebih keras. Peristiwa yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar, etnis Uighur di Cina, umat Islam di India dan Palestina sangat memprihatinkan.

Untuk menyikapi kondisi tersebut, menurut Hidayat, seharusnya umat beragama tidak lagi hanya bicara basi-basi, tapi harus betul-betul menghadirkan komitmen beragama yang melahirkan tanggung-jawab sosial dan tanggung-jawab terhadap hubungan antarpihak.

“Supaya umat beragama betul-betul menjadi bagian dari solusi untuk menuntaskan beragam masalah yang sedang terjadi,” ujar penasihat King Abdul Aziz International Centre for Interfaith and Intercultural Dialogue (KAICIID) saat mengikuti lokakarya bertema ‘Membina Dialog Antaragama dan Intra Agama untuk Mengurangi Konflik di Asia Selatan dan Tenggara’ itu.

Dalam kesempatannya itu, politikus PKS ini juga menjelaskan maksud dari kegiatan lokakarya adalah mendialogkan beragam kondisi keberagamaan di Asia Selatan dan Tenggara. Seraya, mencari titik temu yang bisa menghadirkan beragama yang membawa harmoni dan kehidupan yang semakin damai dan toleran.

Harapannya, umat beragama memahami bahwa beragama bukan untuk menghadirkan konflik, melainkan justru menjadi bagian dari solusi untuk masalah dan konflik.

“Dialog ini menggunakan pendekatan organisasi sosial dan keagamaan. Sejumlah tokoh lintas agama hadir dalam forum ini.

“Adapun topik yang dibahas adalah relasi antara Islam dan Buddha. Meski temanya Islam dan Buddha, tapi yang diundang beragam latar belakang agama. Semoga forum ini memberikan spektrum yang lebih luas untuk kedua agama, dan menjadi bagian yang terus mengokohkan kehidupan yang harmoni di Asia,” pungkasnya.

Recent Posts

Program Beasiswa Santri BAZNAS 2025, Bantuan Senilai Rp4 Juta

MONITOR, Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI melalui Program Beasiswa Santri 2025 kembali…

5 menit yang lalu

Wamenag Pastikan Santri Mendapat Akses Program MBG Tanpa Terkecuali

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i memastikan komitmen Kementerian Agama agar seluruh…

2 jam yang lalu

Menuju Indonesia Emas 2045, Prof Rokhmin: Pers Harus Berani Kawal Isu Strategis

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Rokhmin Dahuri mengungkapkan bahwa demokrasi tak…

3 jam yang lalu

TNI Kolaborasi Tangkap Dua Kapal Pembawa Pasir Timah Ilegal

MONITOR, Jakarta - TNI kembali menunjukkan kemampuan operasi bersama yang solid, profesional, dan terintegrasi melalui…

6 jam yang lalu

Jasa Marga Gelar Temu Pelanggan di Kota Medan Wujudkan Komitmen Melayani Sepenuh Hati bagi Pengguna Jalan Tol

MONITOR, Medan - Dalam rangka mewujudkan pelayanan sepenuh hati bagi pengguna Jalan Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa…

14 jam yang lalu

Gandeng PTKIN, Kemenag Terus Matangkan Pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren

MONITOR, Tulungagung - Upaya Kementerian Agama dalam memperkuat tata kelola pendidikan pesantren memasuki tahap strategis…

17 jam yang lalu