Sabtu, 20 April, 2024

Bersama Pemprov Sulsel, BKP Kendalikan Harga Pangan Jelang Nataru

MONITOR, Makasar – Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bahwa ketersediaan dan harga bahan pangan pokok jelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2019 dan Tahun Baru 2020 (Nataru) aman.

Hal tersebut dikatakan Kepala BKP Agung Hendriadi saat memimpin rapat kordinasi pengendalian harga pangan Nataru dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan, di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel, Senin (16/12/2019).

Dikatakan Agung, sesuai pesan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bahwa ketersediaan dan pengendalian harga pangan di daerah menjadi tanggung jawab masing-masing pemimpin daerah.

“Secara berjenjang mulai dari kecamatan, kabupaten, provinsi dan pusat harus bersinergi sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing dalam pemenuhan pangan 267 penduduk Indonesia,” lanjut Agung.

- Advertisement -

Agung juga mengatakan bahwa, untuk menjaga stabilitas pasokan pangan, diperlukan distribusi wilayah surplus ke wilayah defisit.

“Kita harus memetakan wilayah-wilayah surplus pangan, lakukan monitoring harian terus menerus. Momentum natal dan tahun baru harus dapat kita jaga bersama-sama seperti tahun sebelumnya, agar stok aman dan harga terkendali,” ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Sulsel, Fitriani menyampaikan bahwa, secara umum ketersediaan pangan di Sulsel aman. Hal ini ditandai dengan masuknya musim panen di beberapa wilayah sentra produksi.

Fitriani mengajak pihak distributor dan pelaku usaha, dapat bekerjasama dengan Pemprov Sulsel dalam menjaga inflasi dan ketersedian pangan di Sulsel.

“Kami menjamin stok bahan pokok aman meski ada kecenderungan peningkatan konsumsi di masyarakat jelang Nataru, dan menjamin harga tetap stabil di pasaran,” ujar Fitriani.

Untuk itu, lanjut Fitriani, Koordinasi perlu dilakukan dengan berbagai instansi terkait yang tergabung dalam wadah TPID dengan maksud, agar dapat mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang timbul dilapangan.

“Jika dan permasalahan, langsung lakukan aksi untuk pengendalian harga pangan,” katanya.

Anggota Satgas Pangan Sulsel, Abdul Malik menyampaikan peran Satgas Pangan dalam membantu stabilitas pasokan dan harga pangan. Satgas pangan akan mewaspadai peningkatan harga pangan karena permintaan pasar yang tinggi atau perilaku pedagang yang cenderung meningkatkan harga secara tidak wajar.

“Jajaran kami dari Polda sampai Polsek secara rutin akan memantau ketersediaan dan harga pangan pokok dan strategis. Untuk itu, kami menghimbau agar jangan sampai ditemukan adanya penimbunan, pengoplosan, peredaran pangan kadaluarsa dan sebagainya yang dilakukan oleh pelaku pasar,” ujar Abdul Malik.

Hadir dalam rapat kordinasi antara lain dari Biro Perekonomian Sekda, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, pimpinan instansi yang tergabung dalam TPID terkait seperti Dinas Perdagangan, Dinas Perindustrian, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perkebunan, Perum Bulog Divre Sulselbar Kepala Balai Besar Karantina Pertanian, Kepala Dinas yang menangani ketahanan pangan di wilayah Sulsel, serta pelaku usaha Se-Sulsel.

Sebelum memimpin rakor Agung, bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Sulsel melakukan pemantauan pasar, untuk mengecek kondisi harga di Pasar Pabaeng Baeng Makassar.

Berdasarkan hasil pantuan, harga beberapa pangan pokok stabil. Tercatat Beras di harga Rp 10.500/kg; cabai merah keriting Rp. 15.000/kg; cabai rawit merah Rp 20.000/kg; bawang merah dan bawang putih masing-masing Rp 26.000/kg; daging sapi Rp 100.000/kg; daging ayam Rp 30.000/kg; telur ayam Rp 21.500/kg; gula pasir Rp 12.000; dan minyak goreng Rp 10.000/kg.

Menurut Fitriani yang mendampingi Agung, pihaknya akan melakukan gelar pangan murah TTI di beberapa wilayah Sulawesi Selatan beberapa hari ke depan, hingga akhir tahun.

“Kami monitor terus perkembangan harga pangan dari hari ke hari, sehingga masyarakat tidak perlu resah menghadapi Natal 2019 dan tahun baru 2020,” pungkas Fitriani.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER