MONITOR, Jakarta – Presiden Joko Widodo mengatakan defisit transaksi berjalan di Indonesia sudah berlangsung puluhan tahun. Salah satu penyumbang besar defisit ini, menurut data Badan Pusat Statistik, adalah impor sejumlah bahan baku pendukung industri.
Tahun ini saja, kata Jokowi, angkanya mencapai 74,06 persen dari total impor bulan Januari hingga Oktober 2019.
“Bandingkan dengan dengan impor barang modal yang 16,65 persen atau impor barang konsumsi 9,29 persen,” kata Jokowi pagi ini, Kamis (12/12).
“Barangnya berupa apa saja? Misalnya impor besi baja yang mencapai USD8,6 miliar dan industri kimia organik atau petrokimia yang USD4,9 miliar,” tambahnya lagi.
Berdasarkan data tersebut, Jokowi mengatakan dirinya telah meminta agar ruang investasi bagi industri substitusi barang impor dibuka selebar-lebarnya, salah satunya industri petrokimia.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, kebijakan perindustrian dan perdagangan Indonesia dalam beberapa waktu ke depan akan berfokus pada upaya menjaga pertumbuhan ekonomi agar tetap positif sekaligus menekan defisit transaksi berjalan, serta memperbesar surplus neraca perdagangan.
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tahun ini kembali mengusung tagline Haji Ramah Lansia. Maklum, data…
MONITOR, Jakarta - Timnas U-23 Indonesia mencatatkan prestasi gemilang dengan menaklukkan Korea Selatan dalam babak…
MONITOR, Jakarta - LBH Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mendesak Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan…
MONITOR, Jakarta - Sekjen Kementerian Agama M Ali Ramdhani berbagi kabar gembira bagi keluarga besar…
MONITOR, Lampung Selatan – Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Lampung menahan ratusan kilogram…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) menggelar Launching Senam Haji Indonesia. Kegiatan yang dipusatkan di…