Kamis, 25 April, 2024

Wapres: Indonesia Butuh Pusat Pendidikan Islam Internasional

MONITOR, Jakarta – Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin memberikan Keynote Speech pada acara Expert Meeting membahas konsep ideal bagi Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang tengah dalam pembangunan.

Dalam sambutannya, Ma’ruf Amin memaparkan, UIII diharapkan dapat menjadi perguruan tinggi internasional berkualitas global. Pasalnya, Indonesia sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam paling demokratis sudah sepatutnya menjadi rujukan pengembangan ilmu pengetahuan keislaman yang berkualitas global.

“Islam Indonesia memiliki ciri Islam moderat yang langka di dunia. Dibutuhkan sebuah pusat pendidikan dan penelitian yang berkualitas, agar keindahan Islam Indonesia dapat tersebar luas ke seluruh dunia,” ujar Ma’ruf Amin di Hotel Pulman, Jakarta, Selasa (26/11).

Demikian Wapres juga berharap, selain pusat pendidikan, UIII juga diharapkan menjadi pusat penyebaran kebudayaan Islam yang moderen, toleran dan berkemajuan.

- Advertisement -

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin menjelaskan, pada era transformasi seperti sekarang ini, Indonesia membutuhkan perangkat untuk mencerahkan dan memberdayakan sumberdaya manusia.

“UIII merupakan jawaban yang tepat, karena akan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi pusat kebudayaan dan kemasyarakatan di dunia Isl,a.” tuturnya.

Seperti diketahui, UIII nantinya akan membuka perkuliahan di bidang Syariah, Aqidah, Tafsir, Hadits, Tasawuf, Usul Fiqh, Lughah dan Balaghah. Selain itu terdapat pula ilmu-ilmu sosial, teknologi halal, seni dan musik.

Sebagai informasi, Expert Meeting kali ini mengambil tema Seizing The Moment for Reinviting Muslim Civilization, Merebut Momemntum untuk Menemukan Kembali Peradaban Islam.

Hadir para akademisi Islam dunia diantaranya Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Mesir, Prof. Dr. Mohamed Abouzaid Alamair, Wakil rektor Universitas Qurawiyyin Maroko, Prof. Dr. Mohamed Adiouane, Prof. James Pscatori dari Australian National University Centre for Arab and Islamic Studies, Prof. Dr. Philip Buckley dari McGill University, Montreal Kanada, Prof. Dr. Mohammad al- Rougi dari University of Muhammad al-Khamis, Rabat, Maroko,Prof. Abdullah Sahin dari University of Warwick, Inggris, dan Prof. Dr. Moncef ben Abdeljelill dari Sousse University, Tunisia.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER