Sabtu, 20 April, 2024

Dibobol Orang, DPRD Desak Sistem Bank DKI Dievaluasi

MONITOR, Jakarta – Warga Jakarta belakangan ini dihebohkan dengan adanya kabar pembobolan bank DKI oleh salah seorang oknum Satpol PP DKI. Nilai uang yang dibobol pun cukup fantastis yakni mencapai puluhan miliar.

Menanggapi kabar, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta M. Taufik mendesak agar sistem perbankan di Bank DKI dievaluasi secara menyeluruh.

“Saya sudah dengar kabar kalau Bank DKI dibobol. Ini tidak bisa didiamkan begitu saja. Harus ada evaluasi menyeluruh terutama di tingkat manajemen Bank DKI,” ungkap Taufik kepada MONITOR di Gedung DPRD DKI, Senin (18/11).

Menurut Ketua DPD Partai Gerindra ini, evaluasi wajib dilakukan agar bisa meyakinkan nasabah bahwa bank DKI jauh dari persepsi rawan dibobol.

- Advertisement -

“Sistem perbankan ini harus dievaluasi. Saya yakin, Dirut bank DKI baru punya visi besar. Apalagi, Bank DKI dipercaya mengelola dan menyimpan anggaran DKI hingga Rp 80 triliun per tahun. Dalam lima tahun, putaran uang bank DKI bisa 400 triliun,” imbuhnya.

Menurutnya, kasus bobolnya uang di Bank DKI menunjukkan sistem perbankan di sana ada yang keliru. Dia menduga, pegawai Bank DKI turut bermain dalam aksi pembobolan uang di Bank DKI yang dilakukan oknum Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta.

“Soal bobol itu pasti ada kerjasama dengan orang dalam Bank DKI-nya, makanya saya dorong agar ini diproses hukum setuntas-tuntasnya. Supaya nasabah tidak ragu,” katanya.

Pihaknya juga meminta manajemen Bank DKI membersihkan jajarannya dari oknum nakal tersebut. Bahkan, katanya, Direksi Bank DKI harus berani melaporkan anak buahnya yang diduga ikut bermain dalam pembobolan uang tersebut kepada pihak kepolisian.

“Periksa semua orang itu. Tangkap. Kalau Bank DKI merasa dirugikan, laporkan. Di internal juga ditelusuri. Dirut Bank DKI yang baru ini hebat, dia harus tegas memproses hukum oknum itu.Kalau masih terganggu oleh pembobolan begini, visinya tidak tercapai,” ungkap Taufik.

Terpisah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, Arifin membantah anggota Satpol PP telah melakukan pencucian uang. Hanya saja, kata Arifin, salah satu anggota Satpol PP dengan status pegawai tidak tetap telah melakukan pengambilan uang di ATM Bersama.

“Informasi yang saya dapatkan mereka mengambil uang di ATM Bersama. Bukan ATM Bank DKI. ATM Bersama yang mana dia mengambilnya pertama dia salah pin. Yang kedua baru pinnya benar dan uangnya keluar namun saldonya tidak berkurang. Lalu dia ambil lagi,” kata Arifin.

Selanjutnya, ungkap Arifin, anggota Satpol PP DKI itu mencoba lagi mengambil uang di ATM tersebut dan tetap saldonya tidak berkurang. Dia mengungkapkan, anggota Satpol PP DKI yang melakukan pembobolan itu mencapai 12 orang dan telah diserahkan ke Kepolisian.

“Yang terjadi seperti itu. Mereka ambil uang dan transfer uang di ATM tanpa mengurangi saldonya. Tapi jika nantinya setelah diselidiki oleh Polda ada niat tidak baik maka kami akan siapkan tindakan tegas berupa pemecatan. Ya, tindakan tegasnya itu. Ada itikad nggak baik, dilakukan dengan cara tidak baik akan kami lakukan pemecatan,” ungkapnya.

Seperti diketahui, beredar kabar Bank DKI dibobol oleh seorang oknum anggota Satpol PP Wilayah Jakarta Barat diduga terlibat pencucian uang. Diketahui nominalnya sebesar Rp 32 miliar.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER