Ilustrasi: Salah satu truk pengangkut tanah yang terguling di depan kampus UIN Jakarta
MONITOR, Tangerang Selatan – Keluarga almarhumah Niswatul Umma, mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah (UIN Jakarta) yang tewas akibat terlindas truk di Jalan Graha Raya Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan kecewa atas pernyataan polisi yang menyebut jika putrinya sebagai tersangka.
Suti (32) yang merupakan ibu korban mengaku tak terima jika almarhumah putri tercinta dianggap lalai hingga menyebabkan kecelakaan maut pada tanggal 14 Oktober 2019 hingg membuat putrinya tewas mengenaskan dilindas truk pengangkut tanah.
Menurut Suti, keputusan polisi yang menetapkan mendiang anaknya sebagai tersangka sangat tidak adil.
“Ini tak adil, sudah jadi korban tapi disebut tersangka,” katanya, Jumat (15/11) kemarin.
Meski mengaku sudah megikhlaskan kepergian putrinya itu, Suti mengaku tak terima jika putrinya malah disalahkan usai tewas dilindas roda truk hingga terseret sejauh 14 meter tanpa ampun.
“Kita memang sudah ikhlas dengan kepergiannya, mungkin ini sudah garis nasib. Kita manusia tidak ada yang bisa menolak takdir. Tapi jangan juga mengeluarkan pernyataan yang menambah duka kami, kenapa anak kami yang dikatakan bersalah,” terang Suti.
Suti juga merasa heran, kenapa Polisi dengan mudahnya membebaskan sopir truk dari jeratan hukum. Suti pun memertanyakan, kenapa lalu-lalang truk besar pengangkut tanah tetap beroperasi pada jam padat lalu lintas. Padahal kondisi demikian, dianggap jadi pemicu gangguan di jalan bagi pengendara lain.
“Kenapa salahkan anak saya, harusnya justru truk-truk besar itu tidak beroperasi pada jam-jam sibuk,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Unit Kecelakaan Lalu Lintas (Kanit Laka Lantas) Polres Tangsel, Iptu Dhady Arsya mengatakan, pihaknya tak bisa membuktikan kesalahan bahwa sopir truk yang melindas tubuh Niswatul hingga hancur.
“Sudah diminta keterangan (sopir), diamankan dulu disini tapi tidak cukup bukti kalau sopir ini tersangka,” kata Dhady ditemui di ruang kerjanya, gedung Polres Tangsel, Serpong, Tangsel, Rabu (13/11).
Dhady mengatakan, berdasar itulah Polres Tangsel kini menghentikan penanganan kasus ini.
“Sudah kita tanganin, fakta dilapangan lemahnya yang lalainya motor, padahal pihak motor itu lah yang korban menjadi meninggal, kita hanya bisa mediasi dari pihak truk untuk membantu pihak korban dengan musyawarah,” kata Dhady.
MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa pembakaran 13…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bersama Yayasan Dharma Bakti Astra…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq memberikan perhatian terhadap maraknya praktik keberangkatan…
MONITOR, Jakarta - Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M segera mamasuki tahap kedatangan jemaah…
MONITOR, Jakarta - Sebagai bagian dari upaya penegakan ketentuan terkait Over Dimension & Over Load…
MONITOR, Jakarta - Siang itu, panas begitu terik menyengat di Madinah, tidak ada hembusan angin.…