Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet). Foto: Monitor.co.id
MONITOR, Solo – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menekankan pada tataran masyarakat terhadap penguatan Pancasila memerlukan institusi yang positif terutama komunitas keluarga sebagai elemen penting, serta kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai keluarga.
Dengan keluarga dan komunitas masyarakat yang sehat perlu dijadikan dasar bagi pembentukan mentalitas yang sejalan dengan Pancasila.
“Lingkungan keluarga dan komunitas masyarakat yang sehat juga dapat memperluas pemahaman dan kepedulian anak sambil belajar tentang nilai dan norma sosial lebih jauh. Dalam hubungan ini, Pancasila harus menjadi dasar nilai bagi pembentukan keluarga dan komunitas masyarkat,” kata Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/11).
“Sehingga, Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara akan menjadi tangguh dan kuat,” tambahnya.
Bamsoet yang hadir dalam acara Musyawarah Besar Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (Sulsel) yang akan berlangsung hingga tanggal 18 November itu antara lain Ibunda Presiden Joko Widodo, Sudjiatmi Widjiatno Notomihardjo, Wakil Presiden ke 10 dan ke 12 Jusuf Kalla, Menteri Pertanian Yasin Limpo, Gubernur Sulawesi Selatan dan Walikota Makasar.
Sejalan dengan itu, Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga mengajak semua pihak kembali menumbuhkembangkan budaya malu, yakni malu berbuat kesalahan dan semua yang bertentangan dengan moral agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Untuk itu, juga perlu ditumbuhkembangkan kembali budaya keteladanan yang harus diwujudkan dalam perilaku para pemimpin baik formal maupun informal pada setiap lapisan masyarakat.
“Kita juga perlu menumbuhkan dan mengembangkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi dengan menggugah, menghargai, dan mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari budaya daerah.”
“Sehingga diperlukan penghayatan dan pengamalan agama yang benar, kemampuan adaptasi, ketahanan dan kreativitas budaya dari masyarakat,” tutur politikus Golkar itu.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini juga menyadari, dalam interaksi sosial keseharian masyarakat, pasti tidak terlepas dari potensi konflik.
Namun demikian, imbuhnya, masalah potensial yang dapat menimbulkan permusuhan dan pertentangan tersebut, sejatinya bisa diselesaikan secara musyawarah dengan penuh kearifan dan kebijaksanaan sesuai dengan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya.
“Tuhan Yang Maha Kuasa menciptakan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk atas dasar suku, budaya, ras, dan agama. Anugerah tersebut patut kita syukuri dengan cara menghargai kemajemukan sebagai kekayaan sekaligus kekuatan bangsa Indonesia,” pungkas Bamsoet.
MONITOR, Tulungagung - Upaya Kementerian Agama dalam memperkuat tata kelola pendidikan pesantren memasuki tahap strategis…
MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi III DPR RI Gilang Dhielafararez menegaskan bahwa penambahan aturan 'pengamatan…
MONITOR, Jateng - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memperkuat ekosistem rantai pasok industri…
MONITOR, Jakarta - Komandan Batalyon Yonif Para Raider 501/BY Divisi 2 Kostrad Letkol Inf I…
MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini menyoroti temuan adanya peserta…
MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menyebar-luaskan hasil inovasi teknologi para penyuluh…