MEGAPOLITAN

APBD DKI jadi Sorotan, Gerindra Klaim Semua Serba Transparan

MONITOR, Jakarta – Polemik Anggaran DKI saat ini tengah jadi sorotan. Itu terjadi usai ditemukannya anggaran fantastis untuk pengadaan lem Aibon sebesar Rp 82 miliar. Kejadian ini membuat masyarakat DKI harap-harap cemas. Mereka menuntut agar proses penyusunan anggaran APBD DKI lebih transparan.

Menanggapi hal ini, Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta justru menyebut proses pengajuan anggaran yang dilakukan oleh Provinsi DKI Jakarta sudah sangat transparan.

DPD Partai Gerindra DKI Jakarta menyebut proses pembahasan rencana Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI Jakarta 2020 berjalan dengan transparan.

“Secara umum, seluruh komisi yang saya pahami sangat terbuka. Karena selalu pimpinan komisi mengatakan dibuka dan terbuka untuk umum. Semua orang bisa pantau dan lihat,” ucap Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta, Muhammad Taufik, saat konferensi pers di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Menurut Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu, tidak ada rapat pembahasan anggaran yang ditutup-tutupi. Maka, hal itu jadi parameter Gerindra menyebut proses pembahasan anggaran memang berlangsung transparan.

“Itu dasar dari apa yang kita katakan transparan dalam proses pembahasan. Tidak ada yang ditutup-tutupi. Dikuliti satu per satu dari judul sampai angka,” kata Taufik.

Hal ini berbeda dengan beberapa fraksi, khususnya PSI yang meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengunggah rencana anggaran. Bagi Taufik, tidak ada kewajiban pemerintah daerah melakukan itu.

“Tapi bahwa sesuatu yang belum matang diupload (malah) jadi masalah itu. Kan belum ada pegangan hukumnya, justru menurut saya, kalau mau mendiskusikan di forum, jangan dilapor ke teman-teman wartawan gitu loh,” kata Taufik.

Taufik mengaku pernah menemukan kejanggalan anggaran. Namun, dia memilih untuk menyampaikan langsung kepala pimpinan lembaga yang menangani.

“Dulu temuan ini juga ada. Dulu saya temukan selisih Rp 1,2 triliun, tapi saya nggak buka ke publik,” kata Taufik.

Bagi Taufik, membuka masalah rencana anggaran ke publik bukan sesuatu yang istimewa. Memang, hal itu boleh dilakukan, namun tidak perlu berlebihan.

“Sebenarnya nggak ada yang istimewa, cuma genitnya saja yang buat saya harus dikurangi dikit. Nggak apa genit, boleh, nggak ada masalah,” pungkasnya.

Recent Posts

Jokowi Resmikan Tujuh Pos Lintas Batas Negara Terpadu Secara Serentak

MONITOR, Timor Tengah Utara - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian,…

7 menit yang lalu

Indofon Cup 2 Ribut, Panitia Diskualifikasi Berkah RL dan Bakso Kampungqu

MONITOR, Sleman - Turnamen Indofon Cup 2 yang digelar akhir pekan lalu di lapangan kelurahan…

42 menit yang lalu

Laga Semifinal Kisruh, Penyelenggara Stop Turnamen Indofon Cup 2

MONITOR, Sleman - Turnamen sepakbola Indofon Cup 2 yang berlangsung sejak tanggal 3 Agustus 2024…

1 jam yang lalu

Resmikan Bendungan Temef, Jokowi: Kunci Kemakmuran di NTT Adalah Air

MONITOR, Timor Tengah Selatan - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo didampingi Menteri Dalam Negeri Tito…

2 jam yang lalu

Deretan Janji dan Pernyataan Pimpinan DPR Usai Dilantik

MONITOR, Jakarta - Sebanyak 4 wakil ketua DPR RI akan mendampingi Puan Maharani yang kembali…

2 jam yang lalu

Jasa Marga Serahkan Satu Unit Ambulans ke Rumah Yayasan Panji Merah Jatinegara

Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. menyerahkan satu unit mobil ambulans kepada Yayasan Panji…

3 jam yang lalu