BERITA

Rentan Digugat, IPI Sarankan Batalkan Hasil Seleksi KIP Jabar

MONITOR, Jakarta – Divisi Hukum Indonesian Public Institute (IPI) Miartico Gea berpandangan bahwa keterlambatan dalam pelaksanaan fit and proper test atau uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon anggota KIP Jawa Barat berpotensi melanggar aturan perundang-undangan.

Ia pun menyarankan agar DPRD Jawa Barat mengembalikan surat gubernur Nomor 821.2/3902/Diskominfo tertanggal 19 Agustus 2019 untuk kemudian gubernur membatalkan hasil seleksi sebelumnya dengan membentuk panitia seleksi (Pansel) yang baru dengan tugas melakukan rekrutmen dan seleksi calon anggota Komisi Infomasi yang baru.

“Jika memilih cara ini, tentu memiliki kosekuensi logis yang membutuhkan waktu yang lama, energi dan anggaran yang besar,” kata Mico dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Sabtu (26/10).

Atau, sambung Mico setelah DPRD mengembalikan surat gubernur, yang kemudian gubernur kembali berkirim surat kepada DPRD dengan mengembalikan ke jumlah besar, misalnya 15 orang.

Hal itu sejalan dengan Pasal 32 ayat (1) yang berbunyi, “calon anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota hasil rekrutmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat provinsi dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat kabupaten/kota oleh gubernur dan/atau bupati/walikota sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang calon dan paling banyak 15 (lima belas) orang calon”.

“Jika ke 2 (dua) hal di atas tidak dihiraukan oleh DPRD Jabar, dengan tetap melanjutkan fit and proper test terhadap calon anggota KIP Jabar berdasarkan Surat Gubernur Jawa Barat dengan Nomor 821.2/3902/Diskominfo tanggal 19 Agustus 2019 maka keputusan yang dihasilkan akan sangat rentan dipermasalahkan melalui jalur hukum nantinya.

“Karena surat_red itu telah kadaluarsa dan cacat hukum dan melanggar peraturan Perundang-undangan secara Yuridis Formal,” paparnya.

Oleh karena itu, kosekuensi yuridisnya, kata Mico, DPRD menjadi tidak memiliki payung hukum untuk tetap melanjutkan Fit and proper test terhadap calon anggota Komisi Informasi berdasarkan surat Gubernur Jawa barat tgl 19 Agustus 2019.

“Sehingga hasil fit and proper test yang cacat hukum rentan digugat dan atau dilaporkan kepada Ombudsman,” pungkasnya.

Recent Posts

Kemenag Akhiri Tugas Haji dengan Indeks Sangat Memuaskan dari Jemaah

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama menutup tugas penyelenggaraan haji dengan capaian membanggakan. Survei Indeks Kepuasan…

4 jam yang lalu

Tegaskan Penerapan Tata Kelola Berkelanjutan, Jasa Marga Borong Tiga Penghargaan di TOP GRC Awards 2025

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk kembali membuktikan komitmennya pada tata kelola berkelanjutan…

8 jam yang lalu

DPR Kecam Serangan Israel ke Doha, RI Harus Ambil Sikap Dorong Penyelesaian Damai

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta mengecam keras serangan udara Israel…

9 jam yang lalu

DPR Minta Aparat Ungkap Kasus Kematian Vian Ruma Sesuai Fakta

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI, Andreas Hugo Pareira menyampaikan duka cita…

12 jam yang lalu

Indonesia Terima 36 Tenaga Pengajar Al Azhar, Menag: Pererat Persahabatan Dua Negara

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima audiensi 36 Tenaga Pengajar Al Azhar Mesir…

13 jam yang lalu

Serap Aspirasi Driver Ojol, DPR Terus Lakukan Transformasi

MONITOR, Jakarta - Kasus tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, di tengah maraknya aksi…

15 jam yang lalu