POLITIK

Tokoh Jawa Barat Sarankan Pengerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dihentikan Sementara

MONITOR, Jakarta – Politikus PDI Perjuangan TB Hasanuddin meminta agar pembangunan proyek kereta cepat Jakarta – Bandung agar dihentikan sementara.

Penghentian ini menyusul insiden meledaknya pipa Pertamina di Kampung Mancong, Kelurahan Melong, Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Selasa (22/10).

“Sejak awal wacana pembangunan proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini sudah banyak masalah. Banyak pihak yang tidak setuju dengan pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung ini,” kata pria yang akrab disapa Kang TB itu.

Menurut dia, soal pembebasan lahan proyek KCIC juga awalnya berjalan alot. Bahkan hingga saat ini, sebut anggota DPR RI itu, masih ada 2% lahan di Kawasan Bandung Barat yang belum dibebaskan, sehingga menghambat pembangunan kereta cepat kontroversial ini.

Karena dikhawatirkan, pembangunan KCIC ini juga bakal merusak lingkungan, khususnya hutan lindung yang menjadi resapan air.

“Banyak pihak tidak setuju lantaran kereta cepat Jakarta-Bandung ini melintasi daerah produktif, daerah hijau bahkan menjadi resapan air. Contohnya di kawasan Walini Kabupaten Bandung Barat. Apalagi di daerah Walini konon akan dibangun perumahan elit. Daerah hijau di Tatar Sunda akan habis dan ini sangat disesalkan,”sebut dia.

Tidak hanya itu, permasalah lain yang jadi kontroversi, kata Hasanuddin, adalah soal penggunaan Tenaga Kerja Asing (TKA) dari China, yang dikirim ke Indonesia adalah tenaga biasa yang mampu dilakukan oleh tenaga kerja Indonesia .

“Lah ini katanya pekerja profesional, diimpor dari China tapi kok memasang tiang pancang ke pipa Pertamina saja meledak .
Artinya, dia tak paham wilayah,” cetus Hasanuddin.

Hasanuddin menyebut, proyek KCIC juga saat ini sebenarnya tidak terlalu penting. Karena, menurut putra daerah Majalengka ini, jalan tol sudah lancar apalagi dengan flyover. Selain itu, untuk rel kereta juga sudah double track atau jalur ganda jadi bebas hambatan.

“Lalu untuk apa membangun proyek ini yang jelas-jelas menghamburkan anggaran untuk keperluan yang urgensinya tidak jelas,” tegasnya.

Dengan adanya insiden ini, Hasanuddin meminta pemerintah baik pusat ataupun daerah melakukan evaluasi. Ia juga berharap agar proyek KCIC dihentikan untuk sementara.

“Harus dievaluasi dulu, setiap pengerjaan proyek semestinya berada di kawasan buffer zone dari wilayah yang terinstalasi pipa atau infrastruktur migas milik Pertamina. Selain itu faktor lingkungan juga harus diperhatikan,” pungkas dia.

Recent Posts

Keterbukaan Informasi Publik Elemen Penting dalam Penegakan Hukum

MONITOR, Jakarta - Keterbukaan informasi publik menjadi elemen penting dalam penyelenggaraan pemerintahan demokratis. Keterbukaan informasi…

1 jam yang lalu

Jasa Marga Raih Dua Penghargaan pada Ajang Indonesia Most Trusted Companies Award 2024

MONITOR, Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. kembali menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih dua…

1 jam yang lalu

Aktivis Cium Aroma Politis Pada Pemanggilan Suami Airin dan Ketua DPRD Banten oleh Kejati

MONITOR, Jakarta - Dipanggilnya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan dan Fahmi hakim ketua DPRD Provinsi…

2 jam yang lalu

Survei: Elektabilitas Atang-Annida Salip Dedie-Jenal di Pilkada Kota Bogor

MONITOR, Jakarta - Pemilih muda diperkirakan akan memainkan peran penting dalam menentukan hasil Pemilihan Kepala…

3 jam yang lalu

DPR Harap Semua Pimpinan KPK Terpilih Sinergi dan Solid; Jangan Ribut-ribut

MONITOR, Jakarta - Komisi III DPR RI telah menetapkan lima pimpinan KPK terpilih dan lima…

3 jam yang lalu

Menag: Guru Adalah Obor Penyinar Kegelapan

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa guru adalah pahlawan sejati. Hal tersebut…

4 jam yang lalu