PERTANIAN

Terapkan Budidaya Organik, Ubi Cilembu Sumedang Primadona Mancanegara

MONITOR – Dua puluh lima tahun menggeluti agribisnis ubi cilembu dari hulu hingga hilir, Taryana, petani yang membudidayakan ubi cilembu secara organik di Sumedang telah berhasil menembus pasar ekspor sejak 1999. Berbekal sertifikat organik dan sertifikat karantina, produk ‘Honey Sweet Potato’ ini telah berhasil menjadi favorit warga Singapura, Hongkong dan Malaysia.

“Permintaan ekspor ubi cilembu organik per bulan mencapai 12 sampai 40 ton dan dipenuhi dari produksi pada lahan yang dikelolanya sendiri dan lahan petani plasma yang mencapai 45 hektar,” ujar Taryana di Sumedang, Rabu (23/10/2019).

Minat masyarakat saat ini terhadap komoditas ubi jalar termasuk ubi cilembu cukup meningkat untuk dikonsumsi sebagai karbohidrat pangan selain nasi dengan kandungan serat yang tinggi. Penerapan budidaya ubi cilembu organik yang bebas pestisida dan bahan kimiawi oleh Taryana ini menjadi nilai tambah dan magnet konsumen luar negeri untuk membeli produk ubi cilembu ini.

“Biasanya setiap Negara tujuan berbeda-beda permintaannya, ada yang minta ubinya sudah dihaluskan, dipotong dan rebus, ada yang minta masih segar, dan ada juga yang dibuat manisan ubi cilembu dalam toples,” terangnya.

“Kami selalu memenuhi permintaan konsumen dan itulah yang membuat bisnis kami ini masih terus berlanjut hingga saat ini,” tambah Taryana.

Selain mengantongi sertifikat organik dan karantina, bisnisnya pun juga telah mengantongi sertifikat P-IRT serta kandungan pestisida produknya. Karena itu, Taryana terus mengupayakan mengekspor produk karena memang harga ekspor berkisar Rp 9 ribu hingga Rp 15 ribu per kg nya.

“Tapi kami juga tetap mensuplai pasar lokal dengan harga yang lebih terjangkau yaitu Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu per kg tergantung kualitasnya,” ucapnya.

Terpisah, Direktur Aneka Kacang dan Umbi, Kementerian Pertanian (Kementan), Amirudin Pohan menyebutkan peluang ekspor berbagai jenis ubi jalar termasuk ubi cilembu masih terbuka lebar. Tahun 2018 saja Indonesia berhasil mengekspor 10 ribu Ton ubi jalar, baik yang segar, beku, maupun olahan.

“Selain itu masyarakat baik dalam dan luar negeri pun saat ini sedang sangat memperhatikan kesehatan dan mencari sumber karbohidrat tinggi serat selain nasi dan gandum, ubi jalar lah salah satu yang menjadi favorit karena mudah diolah menjadi berbagai panganan,” jelasnya.

Menurutnya, produk-produk organik saat ini lebih diminati pasar ekspor. Petani maupun pengusaha yang membudidayakan produknya secara organik harus lebih aktif untuk mencari peluang ekspor serta menciptakan inovasi-inovasi produk yang dibutuhkan konsumen.

“Berdasarkan data ekspor yang kami miliki, pada tahun ini Indonesia berhasil mengekspor 6 ribu ton ubi jalar termasuk ubi cilembu ke Jepang, Hong Kong, Korea, China, Thailand, Singapura, Malaysia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain dan Amerika Serikat,” sebut Amirudin.

Amirudin menghimbau para petani maupun penggiat budidaya ubi jalar untuk menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) SERTA memanfaatkan varietas-varietas unggulan hasil Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi (BALITKABI) di Malang untuk menghasilkan ubi jalar berkualitas prima dan unggul baik dari segi produktivitas budidaya serta daya simpan dan cita rasa.

“Dengan menerapkan budidaya organik, petani tidak hanya menyediakan pangan yang baik untuk masyarakat domestik dan internasional, tetapi juga turut ikut menjaga dan melestarikan lingkungan,” tutupnya.

Perlu diketahui, Taryana ternyata adalah nama untuk ubi jalar yang menghasilkan madu ini pada tahun 90an sebelum populer dengan nama Ubi Cilembu. Ia pun turut berperan dalam mengenalkan ubi cilembu kepada masyarakat dengan mengikuti berbagai pameran hingga mendapat kesempatan berharga untuk magang selama 1 tahun di Jepang untuk mempelajari budidaya hingga pemasaran ubi jalar.

Sekembalinya ke Indonesia, Ia pun menerapkan segala ilmu yang Ia dapatkan, sehingga pada tahun 2000 Ia berhasil ekspor perdana ke Singapura dan disusul pada tahun 2006 ia berhasil memasarkan ubi ini ke Negeri Matahari Terbit.

Recent Posts

Soroti Kasus Anak Bakar Rumah Warga Karena Terinspirasi Film, Puan Dorong Penguatan Pengawasan Konten Digital

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa pembakaran 13…

28 menit yang lalu

Kementerian UMKM Gandeng YDBA Gelar ToT Lembaga Inkubator Wujudkan Ekosistem Wirausaha Inklusif

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bersama Yayasan Dharma Bakti Astra…

55 menit yang lalu

Minta Pemerintah Tertibkan Travel Nakal, DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Haji Non-Prosedural

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR Maman Imanulhaq memberikan perhatian terhadap maraknya praktik keberangkatan…

3 jam yang lalu

Daker Makkah Siap Sambut Jemaah Haji Indonesia 2025, Ini Layanan yang Disiapkan!

MONITOR, Jakarta - Operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M segera mamasuki tahap kedatangan jemaah…

5 jam yang lalu

Jasamarga Metropolitan Tollroad Gelar Operasi Bersama Tertibkan Kendaraan ODOL di Ruas Tol Janger

MONITOR, Jakarta - Sebagai bagian dari upaya penegakan ketentuan terkait Over Dimension & Over Load…

7 jam yang lalu

Haji 2025, Senyum Jemaah Menjadi Energi Petugas di Bandara Madinah

MONITOR, Jakarta - Siang itu, panas begitu terik menyengat di Madinah, tidak ada hembusan angin.…

10 jam yang lalu